Kurang Tidur Bikin Gairah Menurun, Apa yang Harus Dilakukan?

Kurang Tidur Bikin Gairah Menurun, Apa yang Harus Dilakukan?

Metroterkini.com - Gangguan tidur yang dialami seseorang sering dianggap sepele. Padahal, ada banyak masalah kesehatan yang muncul saat seseorang sulit tidur di malam hari.

Salah satu masalah yang bisa menyerang pria adalah menurunnya kadar testosteron. Kondisi ini bisa berujung pada gairah yang kian loyo hingga disfungsi ereksi.

Menukil Men's Health, ahli urologi dari American Osteopathic Association John Lynam mengatakan, testosteron adalah hormon seks pria yang dibutuhkan untuk membantu mengatur banyak proses dalam tubuh. Termasuk di antaranya libido, massa tulang dan otot, fungsi ereksi, dan produksi sel darah merah.

Saat testosteron terlalu rendah, Anda dapat mengalami berbagai gejala. Misalnya kelelahan, suasana hati tertekan, disfungsi ereksi, dan berkurangnya massa otot.

"Semuanya [dampak kurang tidur] dapat berdampak negatif pada siklus produksi testosteron dan mengakibatkan penurunan produksi testosteron, dan akibatnya menurunkan kadar testosteron dalam darah," kata Lynam.

Oleh karena itu, orang dewasa sangat disarankan tidur setidaknya tujuh jam setiap malam. Sebab, bukan hanya kadar testosteron yang turun, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, hingga kondisi kesehatan mental yang kacau.

Apa hubungan antara tidur dengan testosteron?

Tingkat testosteron ternyata bisa mengalami peningkatan saat Anda tidur. Hal ini juga sangat erat kaitannya dengan ritme sirkadian Anda, yang merupakan proses alami untuk mengatur siklus tidur-bangun.

"Penelitian menunjukkan pada pria sehat, kadar testosteron meningkat di awal tidur dan mencapai puncaknya pada episode tidur REM (rapid eye movement) pertama," jelas asisten profesor urologi di Men's Health Center University of California San Diego, Darshan Patel.

REM Sleep Foundation menjelaskan, REM adalah gerakan mata cepat dan merupakan tahap tidur yang terkait dengan mimpi dan konsolidasi ingatan. Bagi orang dengan pola tidur tradisional, kadar testosteron puncak terjadi antara jam 3 pagi dan 8 pagi.

"Tingkat testosteron Anda paling tinggi di pagi hari," kata Justin Dubin, ahli urologi dan spesialis kesehatan pria di Memorial Healthcare System.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pola kebiasaan yang dilakukan sehari-hari.

Berikut beberapa kebiasaan agar tidur nyenyak, kadar testosteron pun tidak akan menurun.

1. Konsisten
Mengutip laman Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, konsistensi sangat penting untuk memperbaiki kualitas tidur. Artinya, Anda perlu tidur di waktu yang sama setiap malam.

2. Jangan main gadget
Singkirkan perangkat elektronik, seperti TV, komputer, dan ponsel pintar, dari kamar tidur. Sebab, jika mereka ada di sekitar Anda, waktu tidur akan terganggu karena Anda akan terus memainkannya.

3. Perhatikan makanan
Mengutip Mayo Clinic, tidur dalam keadaan terlalu kenyang atau lapar sangat tak disarankan.

Hindari makan berat atau besar dalam beberapa jam sebelum tidur. Saat terlalu kenyang atau lapar, tubuh akan terasa tidak nyaman dan membuat Anda tetap terjaga.

Nikotin, kafein, dan alkohol juga patut diwaspadai. Efek stimulasi nikotin dan kafein membutuhkan waktu berjam-jam untuk hilang dan dapat mengganggu tidur.

4. Ciptakan lingkungan yang tenang
Jaga agar kamar sejuk, gelap, dan sunyi. Paparan cahaya di malam hari mungkin membuat Anda lebih sulit untuk tertidur. Hindari penggunaan layar yang memancarkan cahaya dalam waktu lama sebelum waktu tidur.

Melakukan aktivitas yang menenangkan sebelum tidur, seperti mandi atau menggunakan teknik relaksasi, dapat meningkatkan kualitas tidur.

5. Batasi tidur siang
Tidur siang yang panjang dapat mengganggu tidur di malam hari. Batasi tidur siang tidak lebih dari satu jam. Anda juga bisa menghindari tidur siang.

6. Kelola stres
Manajemen stres mungkin bisa membantu. Mulailah dengan hal-hal mendasar, seperti mengatur, menetapkan prioritas, dan mendelegasikan tugas. Meditasi juga dapat meredakan kecemasan. [**]
 

 

Berita Lainnya

Index