Metroterkini.com - Seorang pengusaha batik di Pekalongan menyebar uang atau udik-udik dengan total mencapai Rp35 juta dalam tradisi dundunan.
Sejumlah warga pingsan akibat berebut uang udik-udikan itu. Polisi langsung turun tangan menghentikan acara.
Pasangan pengusaha batik yang menggelar dundunan yakni Ubaidillah dan Fitri Handayani. Tradisi itu diadakan di depan rumah Ubaidillah di Banyurip Gang 2, Banyurip, Kecamatan Pekalongan Selatan, Jumat (6/9) siang.
Mengetahui adanya bagi-bagi uang, ribuan warga begitu antusias untuk datang ke lokasi. Mereka bahkan sudah memadati lokasi penyebaran uang di depan rumah Ubaidilah beberapa saat sebelum acara dimulai.
Selain uang receh, juga ada uang kertas yang dibalut dengan permen. Selain itu, bos batik juga memberikan doorprize seperti kipas angin, televisi, hingga kulkas bagi warga yang beruntung.
Saat penyebaran uang dilakukan, ribuan warga langsung saling berebut uang. Warga berdesak-desakan dan saling dorong untuk mendapatkan uang yang dilemparkan. Kondisi ini pun membuat kondisi semakin tidak kondusif.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, polisi pun turun tangan dan menghentikan kegiatan tersebut.
Kapolsek Pekalongan Selatan, AKP Aries Tri Hartanto menjelaskan melihat situasi yang tidak kondusif, kegiatan akhirnya dihentikan.
"Karena massa yang banyak dan suasana tidak kondusif hari ini, tidak semuanya uang dan doorprize disebarkan," terang Aries kepada wartawan, di lokasi.
Aries juga menyebut ada sejumlah warga yang pingsan akibat berdesakan saat berebut uang. Tidak hanya itu, ada juga yang sampai terluka dan berdarah, dan bahkan kehilangan ponselnya.
"Ada beberapa yang pingsan karena desak-desakan, berdarah, bahkan kehilangan handphone sehingga kami amankan dan kami imbau untuk kembali ke rumah masing masing," kata Aries.
Sementara itu, Ubaidillah mengaku tidak menyangka, warga yang datang ke depan rumahnya untuk mengikuti acara udik-udikan sangat banyak, hingga ribuan. Bahkan, yang datang tidak hanya warga dari wilayah Banyurip saja, tetapi banyak yang datang dari luar Banyurip.
"Ini pertama kali diselenggarakan sebagai bentuk syukur karena anak saya sudah mulai belajar jalan atau istilahnya dundunan, respons masyarakat juga di luar dugaan ramai banget yang datang," katanya.
"Ini sebenarnya tidak ada Rp 35 juta jumlahnya, tapi ditambah banyak doorprize jadi mungkin sekitar segitu," tambah Ubaidilah. [**]