Mubarak Mundur, Warga Mesir Bersyukur

Mubarak Mundur, Warga Mesir Bersyukur

Metroterkini.com - Setelah tiga puluh tahun berkuasa, Presiden Mesir Hosni Mubarak mengundurkan diri. Hosni akhirnya mengalah, setelah gelombang massa demonstran yang tanpa lelah selama tiga pekan menduduki kota. Ribuan demonstran konsisten dengan tuntutannya, baru akan membubarkan diri setelah Mubarak mundur. Pengunduran diri Mubarak disampaikan oleh Wakil Presiden Omar Suleiman.

Dalam pesannya, Seleiman menyatakan Dewan Militer akan mengambil alih pemerintahan, hingga pemilu bulan September mendatang. "Setelah mencermati aksi massa demonstran yang melumpuhkan kota, akhirnya kepala negara memutuskan untuk mengambil langkah ini," kata Omar Suleiman. Pernyataan Omar Suleiman disambut suka cita ribuan massa dan rakyat mesir.

Sorakan dan jeritan massa memekik menyambut pernyataan Omar Suleiman. Ini merupakan kemenangan kelompok reformis Mesir. Suasana gegap gempita memekik di Tahrir Square yang sudah tiga pekan terakhir dijadikan basis konsentrasi massa untuk menggulingkan Hosni Mubarak. "Free Mesir, Free Mesir...." teriak pemuda Mesir menyambut kemenangannya. Sementara ribuan demosntran lainnya, melambai-lambaikan bendera merah, putih dan hitam.

Sebagian massa lainnya merayakan kemenangan ini dengan membakar kembang api, dan konvoi mobil berkeliling kota dengan membunyikan klakson. Ini merupakan hari bersejarah bagi rakyat Mesir, yang semula mulai tidak sepaham lagi dengan pemerintahan Hosni Mubarak. Setelah 18 hari menggelar aksi demonstrasi, dan bertahan di Lapangan Tahrir Square. Kamis lalu, massa demonstran berharap Mubarak sudah lengser keprabon. Namun apa yang meraka dapatkan? Presiden Hosni Mubarak tak bergeming, dan menyatakan akan tetap tinggal dan selalu berada di kantor kepresidenan.

Tapi kemudian tekanan terus bertambah besar. Pada hari Jumat berkumpul di Kairo saja, ratusan ribu - di Lapangan Tahrir, di depan televisi negara, di luar istana presiden. Di kota-kota lainnya di Mesir, juga ada protes massa. Mubarak terbang pada sore hari dengan keluarganya dari Kairo di resort Sharm al-Sheikh di Laut Merah. Baru beberapa jam kemudian, pengunduran dirinya diumumkan. Militer Mesir yang mendapatkapn peralihan kekuasaan dari Hosni Mubarak pada menjelang Sabtu dinihari WIB, membubarkan kabinet pimpinan Perdana Menteri Ahmed Shafiq.

Perdana Menteri Ahmed Shafiq ditunjuk oleh Presiden Mubarak dua pekan lalu menyusul pengunduran diri Ahmed Nazief, Jumat (28/1) pekan silam. Seperti dikutip kantor berita Mesir, MENA, selain pembubaran kabinet, Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata juga menangguhkan parlemen. Unjuk rasa akbar yang disebut "Jumatul Ghadhab (revolusi Jumat red) itu menewaskan lebih dari 100 orang akibat terlibat bentrok hebat dengan polisi.Sejak Revolusi Jumat itu, berlanjut hingga pekan ke tiga pada Jumat (11/2) dengan merubah yel-yel "Jumatut Tarhil" (Jumat perginya Mubarak). Para pengamat mengatakan, Mubarak bertahan di kekuasaan hingga 30 tahun sejak 1981 itu akibat mendapat dukungan kuat dari militer. Mubarak dalam pidatonya pada Kamis malam menyatakan tidak mundur, namun menyerahkan kekuasaannya kepada Wapres Omar Suleiman, mantan kepala intelijen, dan mengajukan amandemen konstitusi. Kendati diprotes pengunjuk rasa, Dewan Tertinggi Militer menyatakan mendukung pengalihan kekuasaan Presiden Mubarak kepada Wapres Suleiman tersebut. Militer menjanjikan pemilihan umum bebas, namun belum menentukan tanggal pastinya. Rakyat menyambut gegap gempita atas pengunduran diri Mubarak tersebut.***/nt

Berita Lainnya

Index