Nasib Mubarak Ditangan Militer

Nasib Mubarak Ditangan Militer

Bentrok kubu anti dan pro Presiden Mesir Hosni Mubarak akhirnya pecah. Massa pendukung Mubarak untuk pertama kalinya keluar dan mendatangi kerumunan massa demonstran anti pemerintah yang tengah berkumpul di Tahrir, Kairo. Keributan tak terhindarkan. Kedua kubu saling lempar batu, kejar-kejaran dan tidak sedikit terlihat baku hantam.

Peristiwa terjadi beberapa saat setelah militer Mesir, Rabu 2 Februari 2011, meminta rakyat untuk kembali ke rumah masing-masing setelah sembilan hari terlibat hiruk-pikuk gelombang demonstrasi di Kairo dan kota-kota lain.

Namun, kendati menaruh respek kepada militer, rakyat Mesir masih memendam amarah kepada Hosni Mubarak dan pemerintahnya. Seruan militer itu tampaknya tidak menjamin bahwa massa akan berhenti turun ke jalan. Masalahnya, mereka belum puas dengan penyelesaian konflik di Negeri Piramid itu.

Hussein bersama para pemrotes mengaku sudah tidak tahan atas kesewenang-wenangan rezim Mubarak selama ini yang telah mengekang rakyat dan kini tidak sanggup mengatasi inflasi harga pangan dan tingginya tingkat pengangguran di kalangan rakyat. Menurut kalangan pengamat, jika "status quo" ini terjadi, pihak militer akan berperan besar dalam menentukan nasib Mubarak selanjutnya.

Mubarak, yang merupakan mantan jenderal Angkatan Udara, bisa saja terus berkuasa, namun ini akan memaksa militer untuk meladeni para massa pendemo dan kelompok-kelompok oposisi dengan cara yang keras dan ini bisa menimbulkan korban jiwa yang lebih besar.**/mtc

Berita Lainnya

Index