Riau-Sumut-Jambi Diprediksi Akan Kemarau Mulai Februari

Riau-Sumut-Jambi Diprediksi Akan Kemarau Mulai Februari

Metroterkini.com - Sejumlah daerah di Indonesia diprediksi akan mengalami El Nino yang menyebabkan daerah tersebut memasuki musim kemarau. Fenomena ini diprediksi mulai terjadi pada Februari di wilayah Riau, Sumut dan Jambi.

"Mulai muncul di bulan Februari, terutama di wilayah Riau, sebagian Sumatera Utara dan Jambi, ini merupakan indikasi bahwa curah hujan bulanannya menurun artinya rendah, yang artinya itu bisa dianggap sebagai kemarau," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Jumat (27/1/2023).

BMKG menjelaskan El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Akibat dari fenomena ini, membuat kondisi daerah Riau, Jambi, dan Sumut akan lebih kering dibanding wilayah lain. Wilayah ini nantinya bakal mengalami musim kemarau sebanyak dua kali. Selain daerah ini, sebagian wilayah Sulawesi dan Papua juga bakal ikut terjadi.

"Itu memang lazim terjadi di daerah tersebut dua kali mengalami musim kemarau. Artinya lebih kering dari wilayah lainnya yang hijau. Juga terjadi di sebagian Sulawesi, dan sebagian di Papua," katanya.

Kemudian, pada bulan Maret, disebutkan terdapat beberapa wilayah yang masih memiliki curah hujan tinggi. Sementara di bulan April, curah hujan akan kembali rendah di wilayah Madura, Jawa Timur, hingga wilayah Nusa Tenggara.

"Maret mayoritas masih hijau artinya curah hujan tinggi, Riau berkurang kembali, masuk ke musim hujan lagi, meski intensitas hujannya relatif rendah," tuturnya.

"April masih mayoritas hijau, kecuali di wilayah sebagian besar Madura dan Jawa Timur, Nusa Tenggara, itu harus mewaspadai curah hujannya rendah, artinya makin kering, lebih kering dari sekitarnya, kurang dari 100 milimeter perbulan. Ini harus diwaspadai relatif kering," sambungnya.

Kemarau meluas pada Mei
Curah hujan rendah atau musim kemarau mulai meluas pada bulan Mei di beberapa wilayah, seperti Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pada bulan Juni dan Juli, kemarau akan semakin meluas di seluruh wilayah Indonesia.

"Bahkan Mei semakin meluas, itu Jawa Timur merata, Madura merata, Nusa Tenggara Barat dan Timur Merata semakin meluas, dan sebagian besar Sumatera itu curah hujannya mulai berkurang, apalagi Juni ini semakin meluas Jawa, Sumatera dan sebagian Kalimantan. Juni, Juli curah hujan semakin rendah dan semakin luas di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya.

Dwikorita meminta agar masyarakat mewaspadai kemarau sejak saat ini. Dia mengatakan tiga tahun belakangan, Indonesia turut terdampak fenomena La Nina sehingga terjadi kondisi basah.

BMKG menjelaskan La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Sementara, pada tahun ini diprediksi kondisi cuaca akan lebih kering sehingga dampaknya harus lebih cepat diantisipasi juga. [**]
 

Berita Lainnya

Index