SMK PGRI 2 Ponorogo Sering Menang di Provinsi Tapi Kalah di Kabupaten

SMK PGRI 2 Ponorogo Sering Menang di Provinsi Tapi Kalah di Kabupaten

Metroterkini.com - SMK PGRI 2 Ponorogo kembali membuktikan prestasinya di tingkat Provinsi Jatim. Meskipun sebagai sekolah swasta, namun prestasi siswa SMK PGRI 2 tak kalah dibanding sekolah negeri.

Hal itu seiring dengan torehan sejarah yang diukir SMK swasta terbesar di kota reyog ini dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat provinsi. Sekolah yang dipimpin Syamhudi Arifin, SE, MM ini berhasil meraih dua emas sekaligus dengan mengalahkan puluhan SMK Negeri se Jawa Timur dan berhak mengikuti LKS di tingkat nasional.

LKS SMK tingkat Jatim tahun 2015 ini memang menjadi ajang pembuktian bagi siswa SMK yang punya tagline Terbukti Lebih Maju ini. Pasalnya, sebelumnya SMK PGRI 2 Ponorogo tidak puas dengan seleksi LKS tingkat kabupaten Ponorogo. Lantaran sebanyak 12 bidang lomba yang diikuti hanya berhasil rata-rata juara dua. Ada pun bisa maju ke tingkat Provinsi itu karena di kabupaten Ponorogo tidak ada lawannya.

Namun, dengan raihan dua emas di tingkat provinsi ini tentu saja menjadi pembuktian sekaligus obat kekecewan keluarga besar SMK PGRI 2 Ponorogo.

“SMK PGRI 2 Ponorogo di level kabupaten spesialis juara dua, ternyata di propinsi malah juara satu dan berhak mengikuti LKS nasional. Kami dinyatakan kalah di kandang tapi bisa membuktikan menang di level lebih tinggi,” ungkap Syamhudi Arifin, SE, MM kepala SMK PGRI 2 Ponorogo, kemarin.

Arif, sapaan akrabnya mengaku bangga dengan prestasi yang berhasil diraih peserta didiknya tersebut. Bahkan dia menegaskan ini menjadi pembuktian kepada masyarakat bahwa sebenarnya swasta juga berkualitas.

“Dua emas ini bukti nyata bahwa ternyata sekolah swasta di Ponorogo ini bisa mengalahkan sekolah negeri dari puluhan kabupaten di level di propinsi. Ini menjadi tonggak sejarah bagi Ponorogo, bahwa swasta jangan dipandang sebelah mata,” tegasnya.

Pihaknya mengaku memang kecewa dengan hasil seleksi di kabupaten Ponorogo. Pasalnya, dalam pandangannya LKS kabupaten tidak melibatkan dewanjuri dari pihak ketiga terutama perusahaan besar yang kompeten di Jawa Timur.

“Sebagai contoh, SMK PGRI 2 Ponorogo satu-satunya sekolah yang peralatan standar Auto 2000. Kami itu satu-satunya SMK yang bekerjasama dengan Auto 2000, kenapa tidak lolos. Setelah kami telusuri ternyata tidak ada juri dari perusahaan besar di Jatim,” ungkapnya.      

Pihaknya berharap, dalam mencari bibit unggul itu tidak hanya main-main dalam mengadakan lomba. “Untuk TSM tidak ada lomba di kabupaten Ponorogo karena hanya SMK PGRI 2 sekolah yang punya. Karena tidak ada lomba ini lah yang membuat kami bisa lolos. Kalau TSM ada lomba di kabupaten saya yakin, saya sudah tidak menang,” katanya.

Dia berharap pada LKS tingkat kabupaten tahun depan dilaksanakan lebih fair dan profesional. Pihaknya mengusulkan agar penilaian dilakukan oleh pihak ketiga untuk menjaga sportifitas sehingga jauh dari kepentingan tertentu. “Jadi mari kita selenggarakan secara baik dan junjung sportifitas lomba,” tegasnya

Semua pihak, kata Arif, harus memikirkan masa depan generasi muda dengan tidak mencampuri LKS dengan kepentingan tertentu.  “Pendidikan itu harus dikembalikan lagi kepada ruhnya.
Seharusnya pendidik mengukir sejarah dengan tinta yang baik kepada generasi muda. Jangan dibawa kepentingan-kepentingan yang kurang baik atau hanya demi kepentingan tertentu masa depan generasi muda kita dipertaruhkan,” bebernya.

Sementara itu, Deki Susanto guru pembimbing tim LKS SMK PGRI 2 Ponorogo menjelaskan dua emas yang diraih anak didiknya tersebut  berasal dari bidang tekhnik sepeda motor (TSM) dan bidang Kimia Terapan. Pada lomba yang dilaksanakan di kota Malang tanggal 2 sampai 5 Nopember tersebut SMK PGRI 2 mengikuti tiga bidang sekaligus yaitu TSM, Kimia Terapan dan CNC Milling. Hasilnya siswa bernama Bayu Ari Widiyanto meraih juara satu bidang TSM. Pun Deris Septian Krisanda yang mewakili lomba di bidang Kimia Terapan juga meraih juara satu. Sementara Yoga dari jurusan Pemesinan hanya mampu masuk sepeluuh besar pada bidang CNC Milling.

“Persiapan mengikuti lokmba iti sudah dilakukan jauh hari sebelum berangkat ke Malang,” jelas

Menurut dia, SMK PGRI 2 Ponorogo sudah memiliki kelebihan degan memiliki peralatan yang sudah standar industri bahkan sudah mendapat licensi tempat untuk melakukan uji kompetensi langsung dari Honda. Tak heran jika sekolah tersebut unggul di bidang TSM. Sedangkan program keahlian kimia terapan sempat tidak masuk unggulan. Ternyata Deris mampu menyisihkan 25 peserta lainnya.

“Bahkan kami tidak menyangka meski tidak punya jurusan kimia tapi bisa menyisihkan peserta lain. Ini merupakan kebanggaan bagi kami,” pungkasnya. [nur]

Berita Lainnya

Index