Riau The Homeland Of Melayu, Wisata Budaya Riau Menyapa Dunia

Riau The Homeland Of Melayu, Wisata Budaya Riau Menyapa Dunia

Metroterkini.com - Propinsi Riau saat ini tengah menggalakan wisata, selain mengembangkan wisata alam, Riau juga ikut menyapa dunia melalui wisata budaya yang menjadikan Riau sebagia tuan rumah wisata budaya Melayu. Tak salah, pemerintah provinsi Riau melounching wisata unggulan dengan tagline Riau The Homeland Of Melayu. Tidak hanya diperkenalkan di tingkat nasional, Riau ingin menjadi melayu di rumahnya sendiri dengan budaya melayunya yang tidak dimiliki daerah lainya.

Potensi wisata selama ini tanpa disadari telah menyumbang devisa yang tidak sedikit, seperti pemerintah Pusat selama ini menargetkan devisa dari sektor wisata di Provinsi Riau bisa mencapai 20 miliar USD. Saat ini Riau baru bisa menembus angka 12 miliar USD pendapatan kunjungan wisata manca negara. Untuk itu Pemprov Riau optimis, target pemasukan devisa tersebut bakal terwujud dengan menggali wisata budaya yan dimiliki Riau, melalui daerah-daerah di kabupaten yang ada di Riau.

Jika di telusuri, Provinsi Riau selama ini ternyata memiliko potensi pariwisata kebudayaan yang tidak kalah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunai Darussalam. Seperti wisata Mandi Sapar, Balimau Kasai, Bakudo Bono, Pacu Jalur dan Bakar Tongkang, serta Canti Muara Takus, ternyata sudah mulai mendunia. Tidak salah, pemerintah terus berupaya mengembangkan potensi yang selama ini dimiliki Riau.

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman belum lama ini menyampaikan, Riau memiliki mimpi menjadi pusat ekonomi dan pusat kebudayaan di Asean pada 2020. Untuk itu Gubri meminta masyarakat bersama-sama mensukseskan cita-cita tersebut. Begitu juga kabupaten/kota untuk terus mendorong sektor pariwisata di daerahnya masing-masing.

"Ini lah yang kita dorong dengan tagline Riau The Homeland Of Melayu, Riau tanah tumpah darahnya Melayu. Karena potensi wisata kebudayaan kita sangatlah besar di Riau," katanya.

Arsyadjuliandi Rachman optimistis mengembangkan provinsi ini menjadi pusat wisata budaya Melayu sekaligus sebagai "Riau of Home Melayu".

"Riau terbuka dengan kebudayaan Melayu. Kita juga mengajarkan budaya Melayu, termasuk mengajarkan tarian dan sebagainya," tandasnya.

"Pertumbuhan ekonomi di Riau juga bagus, jadi untuk selanjutnya kita kembangkan pariwisata berbasis budaya. Karena di Riau banyak peninggalan budaya Melayu, sehingga kita punya potensi untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya Melayu," katanya kepada media di Pekanbaru, belum lama ini.

 Gubernur Riau mencontohkan, Riau memiliki peninggalan-peninggalan bersejarah Melayu, seperti Candi Muara Takus, Istana Kerajaan Siak, Benteng Tujuh Lapis, dan banyak lagi yang masih bisa dikembangkan.

"Sebenarnya kita mengangkat visi kebudayaan karena Riau menjadi pusat peninggalan budaya melayu, kita mempunyai aset melayu dan kami meyakini komitmen masyarakat Riau yang terdiri dari beragam etnis agama mendukung Visi Riau 2020," katanya.

Belum lama ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI akan meluncurkan program event pariwisata Provinsi Riau yang akan dilaksanakan di Gedung Balairung Soesilo Soedarman Kemenpar, Jakarta, 27 Mei 2016.

Program ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah pusat dan Pemprov Riau dalam memperkenalkan destinasi wisata yang ada di Riau kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Karena Kemenpar memandang selama ini potensi pariwisata yang ada di Riau kurang dipromosikan secara luas.

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.

"Kita punya potensi dengan mengembangkan objek praiwisata berbasis budaya melayu yang tak dimiliki oleh provinsi lain manapun. Itu yang akan menjadi ciri khas pariwisata kita dan akan kita perkenalkan kepada publik Indonesia serta internasional nanti sore di Jakarta," ucap Gubernur Riau.

Menurutnya peralihan pengembangan dari sektor migas dan perkebunan menjadi pariwisata berbasis budaya ini diharapkan Andi mampu memberikan dampak percepatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, wisata budaya ini merupakan realisasi dari tagline Riau The Homeland of Melayu yang dicanangkan pada ulang tahun Riau tahun 2015 lalu.

"Riau akan kita jadikan sebagai pusat pariwisata dan edukasi kebudayaan se-Asia Tenggara. Apalagi dengan Riau yang dikelilingi oleh 4 sungai besar yakni Sungai Siak, Kampar, Indragiri dan Batang kuantan. Keempat sungai ini mempunyai sejarah peradaban dan kebudayaan tersendiri yang bisa digali," tandasnya.

Untuk mengonkretkan mimpi besar ini, Andi juga mengajak seluruh masyarakat dari berbagai etnis untuk bersatu menciptakan Riau yang aman, bebas dari ancaman terorisme yang dapat berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi dan berbagai sektor lainnya.

Gubernur mengingatkan, pada 27 April 2016, Menteri Pariwisata Arief Yahya telah meluncurkan Calender of Event Riau 2016 di Balairung Soesilo Soedaman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
”Mengapa acaranya harus di Jakarta. Karena Jakarta ibu kota Negara kita. Pesan yang kita sampaikan melalui acara ini ialah, dengan tagline The Homeland of Melayu, kita (Riau) menyapa dunia,” tuturnya. [adv-hms]

Berita Lainnya

Index