Warga Panipahan Berharap Perhatian Pemkab Rohil

Warga Panipahan Berharap Perhatian Pemkab Rohil

Metroterkini.com - Masyarakat Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Rokan Hilir Riau terus mengharap perhatian dari Pemerintah daerah, terkait jalan yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh anggaran dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Pantauan metroterkini.com, wilayah pesisir yang berbatas langsung dengan negara luar sesuai janji Jokowi akan mendapat prioritas, namun kenyataanya untuk daerah seperti kecamatan Palika yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka, kondisinya masih sangat memprihatinkan.

Setidaknya ada dua titik jalan di Desa Palika ini yang belum tersentuh bangunan pemerintah yaitu jalan Karya Ujung Kepenghuluan Teluk Pulai, Dusun I RT/RW 01/01. 

Ditempat ini warga mengaku belum pernah tersentuh pembangunan secara parmanen seperti desa lain. Selama ini warga secara swadaya membangun jalan pelantaran diatas air dengan bahan baku kayu seadanya dan hanya dilewati untuk jalan kaki yang menghubungkan rumah warga yang bermata pencarian sebagai nelayan.

Gambaran desa nelayan di pesisir pulau Sumatera ini kondisi jalannya cukup parah dan sangat memprihatin, sebab sebagian warga menggunakan jalan pelantaran kayu ini digunakan berkendaraan bahkan juga dilewati gerobak sorong yang mengangkut keperluan masyarakat.

Untuk diketahui, selama ini masyarakat di daerah ini hanya mengandalkan persatuan khusus warga Tionghoa untuk memperbaiki rusak kayu pelantaran. Warga disini tidak segan-segan mengumpulkan dana dari rumah ke rumah untuk memperbaiki jalan yang rusak.

Jalan pelantaran kayu ini dengan panjang sekitar 100 meter dan lebar 2 meter dan berdiri diats tiang tonggak sekitar 3 meter. Bisa dibayangkan, jika jalan ini roboh dipastikan semua warga harus bersusah payah mengarungi air laut untuk sampai ke tempat lainya.

Gambaran desa di Panipahan ini, merupakan desa diatas air yang kondisi alamnya di wilayah pesisir laut yang senantiasa digenangi air pasang. Persoalan jalan dan air bersih adalah kendala yang mereka hadapi selama berpuluh-puluh tahun sejak daerah ini ditempati para nelayan.

Beberapa warga Tionghoa berinisial ace dan juga Ibe mengatakan sangat kecewa dengan pemerintah saat ini. Mereka seolah-olah seperti dianaktirikan, karena di daerah lain sudah merasakan pembangunan, namun di daerahnya masih belum tersentuh pembangunan.

"Padahal kami setiap tahunnya bayar pajak dan sesuai aturan yang di tetap kan oleh pemerintah," ujarnya bersedih.

Untuk itu, mereka mohon perhatian pemerintah terkait jalan saat ini, dan meminta agar segra di politisi yang mereka pilih untuk melihat kondisi mereka di daerah ini.

"Kami sebagai warga selama ini hanya bisa berusaha sesuai kemampuan," tandasnya. [mus]
 

Berita Lainnya

Index