Metroterkini.com - Di pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, permasalahan global seperti perang dagang perang dagang AS vs Tiongkok yang disebabkan kebijakan Presiden Donald Trump menjadi bahan pembicaraan. Selain itu terdapat pembicaraan masalah pribadi di antaranya kedua.
Prabowo dan Megawati bertemu di kediaman Megawati, Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (7/4/2025) malam.
Juru bicara PDIP Mohamad Guntur Romli mengungkapkan, perang dagang AS dan Tiongkok menjadi pembicaraan utama, termasuk kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump yang terbaru.
"Presiden RI ke-5 dan Presiden RI ke-8 juga mendiskusikan masalah-masalah global seperti perang dagang AS dan Tiongkok, konflik Israel dengan negara-negara Arab, perang Rusia-Ukraina, keterangan di Laut Cina Selatan dan global warming serta dampaknya bagi rakyat, bangsa dan negara Indonesia," ujar Guntur dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).
Guntur mengatakan, Prabowo dan Megawati adalah dua orang tokoh bangsa yang sama-sama memimpin partai politik besar di Indonesia. Karena itu, pembicaraan keduanya lebih terkait masalah-masalah strategis nasional.
"Pembicaraan lain antara dua orang yang juga sama-sama memimpin partai politik besar di Indonesia tersebut tentu juga membahas masalah-masalah strategis nasional terutama hal-hal yang menyangkut keselamatan dan kesejahteraan rakyat dalam bingkai negara hukum Pancasila," tandas dia.
Selebihnya, kata Guntur, Prabowo dan Megawati lebih banyak membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi sebagai dua orang tokoh bangsa yang sudah bersahabat baik sejak dahulu hingga saat ini. Pembicaraan empat mata Prabowo dan Megawati berlangsung sekitar 1,5 jam.
"Meski kedatangan Presiden Prabowo Subianto ke kediaman Ibu Megawati bersifat mendadak, antara Ibu Megawati dan Presiden Prabowo sebenarnya sudah merencanakan pertemuan sejak lama. Namun karena kesibukan beliau berdua baru kali ini pertemuan tersebut dapat terlaksana," pungkas Guntur terkait pertemuan Prabowo dan Megawati yang antara lain membahas perang dagang Trump. **
