Metroterkini.com - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pamer besaran bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) mencapai angka terendah sepanjang masa.
Direktur BCA Haryanto T. Budiman mengatakan besaran bunga KPR BCA saat ini berada di level 1,45 persen. Menurutnya, ini sebuah prestasi mengingat Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga ke level 6,25 persen beberapa waktu lalu.
"Jadi kita sebenarnya BI sudah menaikkan bunga lumayan besar, kita tidak menaikkan bunga KPR," kata Haryanto di Jakarta, Kamis (29/8).
Menurutnya, BCA tetap mempertahankan level bunga KPR di angka tersebut menjaga nasabah. Pasalnya, Haryanto menilai KPR adalah produk yang dibutuhkan masyarakat.
Ia lantas menegaskan bahwa kenaikan suku bunga dari bank sentral pun tak kemudian direspons BCA.
"Jadi kenaikan bunga atau penurunan bunga dari Bank Sentral tidak serta merta mempengaruhi yang namanya bunga kredit," jelasnya.
Haryanto mengklaim pihaknya menerima run off KPR sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp2,6 triliun per bulan. Run off merupakan pembayaran yang dilakukan oleh nasabah atas cicilan mereka.
"Artinya, nasabah bagus tiap bulan dia nyicil pembayarannya tepat waktu. Untuk kita Rp2,5 triliun-Rp2,6 triliun kalau tidak tumbuh di atas itu, outstanding turun, makanya kita harus selalu tumbuh di atas run off," sambungnya.
Adapun untuk Non Performing Loan (NPL) KPR BCA, Haryanto mengklaim masih terkendali di level 1,72 persen. Angka ini pun terbilang aman mengingat BI mengingatkan bawah rasio NPL untuk total kredit idealnya di bawah level 5 persen.
"(Rasio NPL KPR) 1,72 persen, sangat terkendali," kata Haryanto.
Rendahnya bunga KPR BCA pernah disinggung Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Ia mengkritik bunga KPR non-subsidi dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terlalu tinggi.
Basuki mencatat suku bunga KPR di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk lebih mahal dari yang ditawarkan swasta. Ia membandingkannya dengan PT Bank Central Asia (Tbk).
"Mandiri itu (suku bunga KPR) 9 persen, itu kan masih mahal. Padahal, BCA (hanya) 5 persen," ucap Basuki selepas Proptech Convention & Expo di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (23/8).
Oleh karena itu, Basuki ingin bunga KPR bisa dipangkas. Ini juga sebagai upaya untuk membantu masyarakat Indonesia memiliki hunian. Pemerintah selama ini mengandalkan program subsidi rumah. Ini dilakukan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Menurunkan (suku bunga KPR) mungkin itu yang akan kita kejar. Jadi, itu memang harus lebih efisien bank-bank Himbara untuk bisa memberikan kredit dengan bunga yang lebih terjangkau," tegasnya.[**]