Elektabilitas Selalu Buncit, Anies Mengaku Logistik dan Sumber Daya Minim

Elektabilitas Selalu Buncit, Anies Mengaku Logistik dan Sumber Daya Minim

Metroterkini.com - Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) Anies Baswedan mengomentari hasil survei elektabilitas capres belakangan ini.

Meski elektabilitasnya tidak kunjung naik secara signifikan, Anies mengaku cukup senang dengan perolehan survei tersebut.

"Terkait sama survei-survei ini, kami optimis dan cukup senang dengan apa yang dilihat sekarang," ujar Anis dalam siaran YouTube Karni Ilyas Club dikutip Sabtu (29/7/2023).

Sebab, Anies menyampaikan sumber daya logistik yang ia gunakan bersama partai koalisi pendukungnya kini sangat sedikit.

"Kenapa saya merasa bersyukur? Dengan sumber daya yang kami miliki amat-amat sedikit, dengan apa yang kita kerjakan secara logistik sangat sedikit dan mengandalkan basis relawan yang sangat kuat," tutur Anies.

Meski begitu, Anies mengaku tim-nya dan koalisi belum menggunakan sumber daya yang maksimal. Baginya pertarungan sesungguhnya baru akan terjadi ketika masa kampanye tiba.

"Padahal kami belum menggunakan sumber daya yang banyak. Survei itu mempengaruhi opini, opini publik hari ini. Tetapi dia tidak membentuk kenyataan di bulan Februari besok," jelas dia.

"Kampanye sesungguhnya mulai Oktober sampai dengan Februari itu," imbuhnya.

Terbaru, berdasarkan hasil survei dari Lembaga survei Utting Research yang berbasis di Australia, bakal capres Anies Baswedan berada di paling bawah. Pertama masih Ganjar Pranowo kedua Prabowo Subianto.

Managing Director Utting Research John Utting membeberkan, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di urutan pertama dengan perolehan 34 persen. Jumlah tersebut berbeda tipis dengan Prabowo Subianto yang dipilih 33 persen responden. Kemudian Anies Baswedan dengan 27 persen.

Meski begitu masih ada tiga persen responden yang menjawab rahasia dan atau belum memutuskan, sedangkan tiga persen lainnya tidak menjawab.

"Ketiga bakal calon presiden itu memiliki perolehan suara yang tak berjauhan," ujarnya seperti dikutip Antara pada Jumat (28/7/2023).

Tipisnya selisih elektabilitas antara ketiga calon tersebut, tentunya membuat kompetisi masih rentan terjadi perubahan pilihan pemilih menjelang pemilihan presiden nantinya.

"Pilpres 2024 Indonesia sangat menarik. Hingga delapan bulan menjelang hari pemilihan, pemenangnya masih sangat tidak jelas. Tiga kontestan terkuat masih sangat berimbang elektabilitasnya," jelasnya.

Tingginya elektabilitas Ganjar dan Prabowo dibandingkan Anies juga disebut terkait erat dengan keberlanjutan program Presiden Joko Widodo. Seperti terlihat dalam pertanyaan tentang bagaimana visi misi capres yang diinginkan publik.

"Responden yang menginginkan visi dan misi melanjutkan sebagian kebijakan pemerintahan Jokowi dan memperbaiki sebagian lainnya mencapai 61 persen," jelasnya.

Adapun jumlah sampel responden sebanyak 1.200 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.

Survei tersebut dilakukan menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. **

Berita Lainnya

Index