Oknum Guru Mengaji Diduga Cabuli Belasan Muridnya

Oknum Guru Mengaji Diduga Cabuli Belasan Muridnya

Metroterkini.com - Belasan anak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat diduga jadi korban pencabulan oleh SN (33) seorang pria yang berprofesi sebagai guru mengaji. Aksi bejat SN akhirnya diketahui oleh masyarakat dan dilaporkan ke pihak kepolisian, setelah DR (60) salah seorang warga, mengetahui hal itu dari cucunya yang berusia 13 tahun. 

"Kecurigaannya, ketika cucu saya tiba-tiba enggak mau mengaji lagi di rumah SN, sudah hampir seminggu lebih enggak mengaji. Terus dimarahin ibunya, akhirnya dia cerita, ternyata seperti itu kejadiannya," katanya dikutip dari kompas.com, Sabtu (17/4/2022). 

Kaget mendengar pengakuan cucunya, DR terus berupaya menggali informasi dengan mengumpulkan anak-anak yang diduga telah menjadi korban SN. 

"Saya coba gali dari cucu saya dulu, terus saya coba kumpulin anak-anak yang lain, saya coba bujuk supaya mau cerita perbuatan SN," jelasnya. 

"Alhamdulilah cucu saya enggak jadi korban, karena dari pengakuannya dia selalu melawan kalau SN mencoba berbuat hal itu ke cucu saya," sambungnya. 

Berdasarkan cerita dari anak-anak yang diduga jadi korban SN, DR menyebutkan bahwa SN lebih dulu mengajak korbannya menonton video porno sebelum beraksi. 

"Mereka yang usia SD kelas 4 sampai 6 diajak nonton video porno dulu, terus disuruh memeragakan adegan yang sama di video itu," tambahnya. 

Tak hanya itu, SN kerap melakukan aksinya di WC sekolah dan ruang kelas saat sepi, bahkan saat piknik ke tempat wisata. 

"Katanya itu biasanya dilakukan di WC sekolah, ruang kelas saat sepi. Selain itu, dilakukan juga saat dia membawa anak-anak pentas marawis dan piknik ke tempat wisata," terangnya. 

Berbekal pengakuan dari korban, akhirnya DR bersama orangtua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bandung. 

"Kita juga sama pihak kepolisian sudah bawa para korban ke psikolog yang ada di Pemkab Bandung. Kata psikolognya sebelum ditanya aja, dia sudah tahu kalau anak-anak ini betul jadi korban, mungkin dari gerak-geriknya sudah kelihatan," tuturnya. 

Saat dibawa ke psikolog, lanjut DR, para korban lebih berani bercerita dan terbuka tentang apa saja yang dilakukan SN kepada mereka. DR menuturkan, anak-anak yang menjadi korban SN, rata-rata berubah menjadi lebih pendiam dan cenderung menyendiri. 

Hal itu, kata DR, disampaikan langsung oleh orangtua korban yang melihat perubahan anaknya selama lima tahun terakhir. 

"Sekarang Alhamdulilah, setelah ada penanganan dan pendampingan ada perubahan sedikit-sedikit," kata DR. 

Sementara dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Bandung AKP Oliestha Ageng Wicaksana mengatakan, jajarannya telah menerima laporan tersebut. 

"Kami sudah terima laporan, dan sudah mengumpulkan bukti serta meminta keterangan korban," kata  Oliestha. 

Pihaknya menyebut telah mengantongi identitas pelaku dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. 

"Dari hasil laporan dan keterangan, kami sudah kantongi identitas pelaku," ujarnya. [**]

Berita Lainnya

Index