Metroterkini.com - Zulyahdi Nasution, sopir Ketua DPRD Kota Padangsidimpuan, melapor ke Polisi karena dipukul oknum anggota dewan IGH. Hal ini sesuai laporan nomor STPL/B/242/VIII/2021/SPKT/POLRES PADANGSIDIMPUAN/POLDA SUMATERA UTARA.
Ditemui di kediamannya, Rabu (4/8), Zulyahdi menceritakan kronologi pemukulan tersebut. Berawal dari dia bersama staf lainnya duduk di meja piket kantor DPRD Padangsidimpuan pada Selasa (3/8) siang.
“Tiba-tiba saya dengar pintu ruangan Ketua DPRD terbuka dan mendengar suara keras IGH. Lalu saya datangi ruangan ketua dan melihat IGH bicara dengan suara keras ke arah ketua. Saya berdiri tepat di belakangnya,” tuturnya.
Di ruangan itu, Zulyahdi melihat Ketua DPRD Siwan Siswanto, Wakil Ketua DPRD Erwin Nasution dan beberapa orang pegawai RSUD Padangsidimpuan duduk seperti sedang membahas sesuatu hal.
Oknum anggota dewan IGH dengan suara keras mempertanyakan perjalanan dinas kepada Ketua DPRD. Namun dijawab dengan santai oleh ketua bahwa mereka sedang rapat dan meminta IGH sebagai anggota dewan yang terhormat agar lebih mengutamakan etika.
“Saya tidak lihat apakah IGH lebih dahulu mengetuk pintu ruangan ketua atau tidak. Saya datang dan masuk serta berdiri di belakangnya. Di ruangan itu ada pertemuan dan ketua meminta IGH agar mengutamakan etika karena sedang ada tamu,” jelasnya.
Setelah itu IGH keluar dan saat berada di lorong antara ruangan ketua dengan ruang paripurna melontarkan kata-kata tak senonoh. Bahkan saat mengatakan itu, tatapan IGH sempat mengarah ke Zulyahdi.
Kemudian IGH membuka pintu pembatas kaca dan berjalan ke ruangan Fraksi Hanura. Zulyahdi membuka pintu kaca itu dan menanyakan siapa yang dituduh IGH tersebut. “Ise do bang naidokkonmu si b***g i (siapa yang abang bilang si b***g itu),” tanyanya.
Kemudian IGH datang sembari menanyakan siapa yang bertanya tersebut. Saat pintu kaca dibukanya, di sana Zulyahdi berdiri dan langsung dipukul IGH dengan tangan kiri mengenai pipi kanan atas antara mata dan telinga.
“Dipukuli berkali-kali, saya tidak membalas tetapi berusaha menangkisnya. Saat pukulan pertama, saya dengar suara benda terjatuh yang belakangan saya ketahui itu handphone milik IGH,” kenang Zulyahdi.
Dua orang staf DPRD Padangsidimpuan, Panusunan dan Aman mengaku melihat IGH memukuli Zulyahdi dan mereka berupaya melerainya. Di sana ada sekitar enam orang lebih yang melihat kejadian itu.
Usai pukulan pertama, IGH merangkul Zulyahdi dan terus memukulinya. Bahkan saat dilerai, IGH masih sempat menendang paha Zulyahdi satu kali. Ketika membuat laporan ke Polres Padangsidimpuan, bekas telapak sepatu IGH di celananya itu ditunjukkan ke penyidik.
Setelah dilerai, Kasubbag Humas Said Marisi membawa Zulyahdi keluar dari gedung dewan ke ke pos jaga di depan pintu masuk halaman kantor. Sementara IGH dibawa dua orang staf ke ruangan Fraksi Hanura untuk menenangkan diri dan minum.
Abel, satu dari dua staf DPRD Padangsidimpuan itu, menyebut dia dan temannya berdiri di depan pintu ruang Fraksi Hanura menjagai IGH. Namun sekira 15 menit kemudian IGH keluar mengejar Zulyahdi.
Saat di pintu pembatas antara ruang Fraksi Hanura dan Fraksi Gabungan, IGH mengambil potongan kayu dan berhasil mereka lerai. Kemudia IGH setengah berlari menuju pos jaga tempat Zulyahdi berada.
Pada saat melintas di depan pintu masuk gedung dewan, IGH menunduk dan akan mengambil batu. Lagi-lagi upaya itu berhasil digagalkan Abel bersama seorang wartawan yang kebetulan berada di sana.
“Kawan-kawan melerainya dan IGH pergi ke tempat sepedamotornya. Kemudian berteriak ‘paitte dison da b****g jongos jappurut, anso itanda ho sanga ises au’ (tunggu di sini jongos agar kau tahu siapa aku),” cerita Zulyahdi kepada wartawan.
Ditanya bagaimana tanggapannya tentang pemberitaan sejumlah media yang melansir pengakuan IGH bahwa dialah yang dipukuli dan diteriaki kata-kata tak senonoh. Zulyahdi membantah itu.
“Saya tidak pernah membalas pukulan IGH dan tidak pernah melontarkan kata-kata tak senonoh kepadanya. Saya tau diri dan berani disumpah apapun,” tegas Zulyahdi sembari menyebut dia hanya pegawai honor yang bekerja untuk menghidupi keluarga.
Terakhir, Zulyahdi kembali menegaskan bahwa dia melaporkan IGH ke Polisi dengan tujuan agar kejadian yang menimpa dirinya itu tidak terulang lagi ke pegawai DPRD Padangsidimpuan lainnya.
“Saya sangat sadar diri siapa saya dan siapa bapak itu. Cukuplah saya yang terakhir mengalami hal seperti ini dan semoga ke depannya semua berjalan aman damai. Terkait laporan saya ini, biarlah aparat penegak hukum yang menyelesaikannya,” harap Zulyahdi.
IGH tidak berhasil dikonfirmasi tentang hal ini. Namun sebelumnya beberapa media melansir berita versi IGH tentang kejadian tersebut. Dia mengaku dipukul sopir Ketua DPRD Padangsidimpuan dan sudah membuat laporan ke Polisi. [sal]