Metroterkini.com - WhatsApp akan menggulirkan kebijakan privasinya mulai 15 Mei 2021 mendatang. Disebutkan, untuk terus menggunakan layanan WhatsApp pengguna harus menyetujui kebijakan privasi.
WhatsApp sendiri meyakinkan tidak ada yang berubah setelah kebijakan privasi baru digulirkan.
Percakapan pribadi pengguna dengan teman, keluarga, dan bisnis kecil tetap dilindungi enkripsi end-to-end. Dengan begitu tidak ada orang lain yang bisa mengakses konten percakapan selain pengirim dan penerima pesan.
Satu-satunya yang berubah adalah ketika pengguna memutuskan untuk berbincang dengan bisnis besar yang menggunakan layanan hosting Facebook dan pihak ketiga. WhatsApp menganggap percakapan itu tidak dibekali enkripsi end-to-end.
Meski tidak semua pengguna WhatsApp berinteraksi dengan bisnis, mengapa perusahaan mewajibkan semua pengguna untuk menyetujui perubahan kebijakan privasi?
Director of Communication WhatsApp APAC, Sravanthi Dev, menyebutkan alasannya. Menurutnya, berdasarkan data perusahaan, saat ini ada lebih dari 175 juta pengguna di seluruh dunia yang berinteraksi dengan akun WhatsApp bisnis tiap harinya. Jumlah tersebut diperkirakan akan makin bertambah.
"Ada banyak pengguna yang mau berinteraksi dengan WhatsApp bisnis. Kami membangun WhatsApp sesuai dengan keinginan konsumen di mana, lebih dari 80 persen konsumen yang kami survei mau berbicara dengan WhatsApp bisnis," katanya dilansir liputan6.
Bukan Paksa tapi Beri Pilihan
Untuk itulah, menurut Sravanthi, WhatsApp memberikan pilihan ke pengguna, karena masing-masing konsumen memiliki keinginan. Mau bicara dengan bisnis, tidak mau berinteraksi dengan bisnis, dan yang belum tahu apakah dirinya mau berinteraksi dengan bisnis atau tidak.
WhatsApp untuk bisnis pun memiliki skala yang berbeda. WhatsApp Business untuk bisnis kecil atau WhatsApp Business API untuk bisnis berskala besar, seperti yang digunakan Indosat Ooredoo dan Singapore Airlines.
Melihat tren makin banyak yang bergabung dengan WhatsApp bisnis, WhatsApp meningkatkan produk untuk WhatsApp Business.
"Ketika pengguna menyetujui kebijakan privasi, pengguna tersebut tidak harus berinteraksi dengan bisnis. Pengguna tetap memiliki pilihan untuk bicara dengan bisnis atau pun tidak," tutur Sravanthi.
Dirinya menyebut, WhatsApp selalu mengembangkan layanan dengan memikirkan pandangan dari berbagai pihak.
"Kami memberikan pengguna WhatsApp pilihan, sekarang mungkin tidak mau berbincang dengan bisnis, tetapi misalnya 6 bulan dari sekarang mungkin mau," tuturnya.
"Penting untuk dicatat, kami tidak memaksa orang untuk melakukan apa yang tidak mau mereka lakukan. (Meski menyetujui kebijakan privasi) kamu tetap bisa pakai WhatsApp seperti sebelumnya (tidak perlu interaksi dengan WhatsApp bisnis)," katanya.
Demi Transparansi ke Pengguna Mengenai Cara Kerja WhatsApp
Sravanthi mengatakan, WhatsApp berupaya menghadirkan pilihan bagi 2 miliar penggunanya untuk menentukan sendiri bagaimana mereka akan menggunakan WhatsApp untuk berinteraksi.
Sreavanthi juga mengatakan, WhatsApp pada akhirnya tetap menggulirkan update kebijakan privasi untuk alasan keterbukaan ke pengguna terkait bagaimana cara kerja bisnis mengumpulkan data pengguna.
Menurutnya, WhatsApp bukan memaksa, tetapi justru memberikan transparansi tentang bagaimana cara kerja WhatsApp.
Kedua, Sravanti menyebut, WhatsApp ingin memastikan untuk menghadirkan pilihan ke pengguna untuk bicara dengan pelaku bisnis atau tidak.
Ketiga, WhatsApp ingin memastikan bahwa pengguna memiliki kontrol penuh mengenai apa yang ingin dilakukannya dengan WhatsApp. Apakah mau berbicara dengan bisnis atau tidak, semuanya ada di tangan pengguna.
"Selama beberapa waktu, bisnis banyak yang mengadopsi WhatsApp untuk berinteraksi dengan pelanggannya. Oleh karena itu WhatsApp berevolusi sesuai kebutuhan konsumen," tuturnya. [**]