Metroterkini.com - Kejaksaan Negeri Bengkalis saat ini tengah memproses lelang 19 unit kapal motor (pompong) dan 7 unit Speedboat berbagai ukuran hasil sitaan negara, Rabu (26/8/20).
19 kapal dan 7 Speedboat itu disita dalam pelbagai perkara pidana yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. Seperti perkara penyelundupan bahan makanan dan tumbuh-tumbuhan serta penyelundupan manusia (TKI).
Untuk menentukan nilai lelang lelang alat angkut (kapal dan Speedboat) tersebut, Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis, Nanik Kushartanti, SH, MH, melalui Kepala Seksi Barang Bukti, Oki Winarta, SH, meminta pengecekan pisik dan penetapan harga dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Buton, Direktorat Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
Tim dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Buton yang terdiri dari 5 orang, Rino, Amirullah Rais, Boby dan Zaki, itu dipimpin oleh Kasie Sertifikasi Hukum dan Kelaikan Kapal, Kapten Muhammad Fikri.
Kapal dan Speedboat itu ditambatkan di tiga pelabuhan, 5 di pelabuhan bea cukai, 3 di pelabuhan Satpol Air dan sisanya di pelabuhan Ahmrina Rossyadha Group.
Kepala Seksi BB, Kejaksaan Negeri Bengkalis, Oki Winarta usai pengecekan pisik kepada media ini mengatakan, untuk proses lelang pihaknya masih menunggu hasil kajian dari tim Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Buton.
"Harga perunitnya tergantung hasil kajian tim ini (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Buton)," kata Oki Winarta.
Pantauan dilapangan, ke-26 kapal dan Speedboat tersebut kondisinya sudah lapuk disana sini. Bahkan ada yang tenggelam.
Hal ini terjadi karena proses hukum yang panjang dan proses lelang yang lambat. Sebab, sebelumnya di Kejari Bengkalis belum ada Kepala Seksi Barang Bukti.
Semenjak Oki Winarta ditunjuk sebagai Kepala Seksi Barang Bukti barulah proses lelang dilaksanakan langsung oleh Kejari Bengkalis. Yakni lelang sepeda motor roda dua. Dan saat ini dalam proses lelang kapal dan Speedboat. Namun, untuk 26 kapal dan Speedboat ini langsung dilelang pihak kejaksaan atau pihak KPKNL, Oki Winarta belum bisa memastikan. [rudi]
