Bantuan Baju Lembaga Adat Musi Rawas Dinilai Murahan

Bantuan Baju Lembaga Adat Musi Rawas Dinilai Murahan

Metroterkini.com - Guna melestarikan serta sebagai wujud penghargaan Kepada Lembaga Adat, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan proyek pengadaan bantuan baju untuk lembaga adat.

Namun bantuan baju tersebut menuai protes sebagian orang, karena menilai baju tersebut tidak sesuai dengan nilai anggara yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah Musi Rawas. Menurut K (inisial) salah seorang penerima bantuan, baju diberikan saat acara dipendopoan Bupati Musi Rawas, awal Desember 2019 lalu, mengaku gerah dan kurang nyaman ketika dipakai.

"Bajunya panas kalau dipakai, tapi namanya juga dikasih orang, kita terima saja. Jika dibandingkan dengan baju bantuan era Bupati sebelumnya, ya lebih nyaman itu," ujar K dengan nada sedikit kecewa.

Sedangkan RZ, salah seorang yang memiliki usaha penjahit pakaian ketika melihat serta memegang baju bantuan itu, menilai bahwa jika dilihat dari jenis dan bahannya baju tersebut dibeli langsung dari pabrikan atau dibeli dengan jumlah banyak (kodian) dengan harga yang relatif murah.

Tambahnya, mengenai harga berdasarkan pengalamannya selama hampir puluhan tahun menjadi tukang jahit, berkisar Rp100 - Rp150 ribu per baju, apalagi kalau membeli dengan jumlah banyak pasti ada potongan harga.

Menanggapi soal keluhan panas saat dipakai, menurutnya disebabkan furing (lapisan baju bagian dalam, red) menggunakan bahan  ralatif murah dibanding yang sering dia gunakan untuk pesanan pelanggan.

"Kalau di lihat dari bahannya baju ini harganya sekitar 100-150 ribu rupiah. Ya kalau panas waktu di pakai wajar saja karena bahan dasar furingnya harga murah jadi kurang menyerap keringat, beda dengan yang sering kami pakai," ungkap RZ, Rabu (4/3/2020).

Saat dikonfirmasi ke PPTK Dinas Kebudayaan dan Parawisata, Emilia menerangkan, semua baju yang berikan untuk Lembaga Adat sebanyak 1009 baju, dengan rincian setiap desa dan kelurahan penerima 5 orang sedangkan untuk pembina adat di kecamatan 14 orang dari 14 kecamatan yang ada di Musi Rawas.

"Setiap desa penerima bantuan 5 orang, itu cuma mendapat baju saja, sedangkan pembina di kecamatan mendapat baju setelan lengkap termasuk aksesorisnya," ujar Emilia.

Lanjut Emilia, satu baju dianggarkan Rp 350 ribu, sedangkan jumlah pagu anggaran kegiatan tersebut Rp 400 jutaan lebih, dikerjakan rekanan CV. Sinar Baru, waktu diberikan kepada anggota lembaga adat semua barang sudah diperiksa dan dalam keadaan baik.

"Pagu anggarannya Rp 400 juta lebih, pemborongnya CV.Sinar Baru (Ibu Evi), waktu dicek semua barangya bagus," tuturnya.

Menanggapi Informasi baju yang diberikan merupakan baju yang dibeli kodian, selaku PPTK membantah. Diakuinya memang saat baju dipesan tidak ada pengukuran, ukuran badan seperti layaknya jika memesan di tukang jahit karena penerimanya banyak.

Baju bantuan dipesan langsung dari pulau Jawa termasuk desain batik motif lambang padi dan kapas diambil dari logo Pemerintah Kabupaten Musirawas.

"Kalau baju tersebut beli kodian, itu tidak benar memang waktu dipesan penerima tidak diukur badannya, cuma ditanyai biasanya pakai paju ukuran apa, karena pesannya langsung dari pulau Jawa bukan dijahit penjahit lokal," kilah Emilia. [Hasbullah]

Berita Lainnya

Index