Rohil Alokasikan 10 Persen Lebih APBD Untuk Kesehatan

Rohil Alokasikan 10 Persen Lebih APBD Untuk Kesehatan

Metroterkini.com - Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir terus berupaya meningkatkan pelayaan bidang kesehatan melalui pembangunan sarana Puskesmas Rawat Inap. Pemprov Riau pada 2018 juga telah mengalokasikan dana sekitar Rp23 miliar untuk pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), yang merupakan salah satu daerah di Pesisir di Provinsi Riau.

"Untuk kesehatan di Kabupaten Rokan Hilir ini pada tahun 2016 dan 2017, telah diberikan sebesar Rp70 miliar. Dan tahun ini Rp23 miliar, kembali dianggarakn untuk kesehatan. Jadi, jangan khawatir bagi kesehatan di Rohil, apa yang kurang akan dilengkapi tahun ini," kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman saat peresmian gedung baru Puskesmas Panipahan di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Senin.

Pemprov Riau akan tetap komit dan serius dalam pembangunan bidang kesehatan, dan melayani masyarakat yang berobat sesuai dengan standar.

Pembangunan gedung Puskesmas Panipahan, lanjutnya, juga sudah dilengkapi dengan peralatan yang modern untuk menunjang layanan rawat inap.

"Puskemas Panipahan ini juga dilengkapi sarana kesehatan seperti Alkes, IPAL dan bangunan yang tebaik serta terindah. Karena itu saya harap masyarakat untuk bersama-sama menjaganya," kata bupati Rokan Hilir Suyatno beberapa waktu lalu.

Seperti peresmian gedung baru Puskesmas Panipahan yang beberapa waktu lalu yang disambut antusias ribuan masyarakat setempat. Bahkan, mereka sudah berkumpul sejak pagi untuk menyaksikan peresmiannya.

Ketua DPRD Rohil, Nasrudin Hasan mewakili masyarakat Panipahan, juga sangat berterima kasih atas bantuan dari pemerintah Provinsi Riau untuk bidang kesehatan.

Nasrudin juga mengajak masyarakat untuk menjaga aset dan mengfungsikan Puskesmas tersebut dengan sebaik mungkin.  

"Sudahh dibangunkan Puskesmas sebagus ini, kami bersyukur dan berjanji akan menjaganya. Betul kan bapak ibu sekalian," ujar Nasrudin.

Pemkab Rokan Hilir selama ini telah memberikan perhatian yang tinggi untuk bidang kesehatan. Buktinya, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rohil bidang kesehatan ditetapkan 10 persen, bahkan lebih.

Hal ini dikatakan Wakil Bupati (Wabup) Rohil, Drs Jamiludin, saat menyampaikan tanggapan Pemkab Rohil atas pandangan umum fraksi dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rohil di Bagansiapiapi, belum lama ini.

"Bidang kesehatan merupakan salah satu prioritas dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dengan alokasi 10 persen dari APBD sesuai amanat undang-undang," ujar Jamiluddin.

Keberadaan rumah sakit umum daerah, terang Jamiluddin, terus dibenahi. Baik dari segi pembangunan gedung, fasilitas alat kesehatan, maupun tenaga medis. Dukungan untuk keberadaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Puskesmas Pembantu (Pustu) semakin ditingkatkan. Begitu juga dengan memperhatikan keberadaan rumah sakit swasta.

Terkait pemetaan kawasan guna pengembangan industri, lanjut Jamiluddin, Pemkab Rohil sudah merumuskan dengan memperhatikan karakteristik wilayah Rohil saat ini.

"Yang harus dioptimalkan itu di Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika), Sinaboi dan Bangko dalam bidang perikanan. Sementara Kecamatan Rimba Melintang, Batu Hampar dan Pekaitan untuk tanaman padi. Lalu, bidang peternakan untuk Kecamatan Bagan Sinembah, Bagan Sinembah Raya, Balai Jaya dan Tanjung Medan," paparnya lagi.

Tak ketinggalan pula, sambung Jamaluddin, Kecamatan Tanah Putih Sedinginan, Tanah Putih Tanjung Melawan, dan Kecamatan Rantau Kopar sebagai kawasan pengembangan agro bisnis.

Seiring dengan Program Indonesia Sehat, pemerintah Kabupaten Rokan Hilir juga telah ikut mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Program Indonesia Sehat terdiri atas 1) Paradigma Sehat; 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiganya akan dilakukan dengan menerapkan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko (health risk).

Paradigma sehat menyasar pada 1) penentu kebijakan pada lintas sektor, untuk  memperhatikan dampak kesehatan dari kebijakan yang diambil baik di hulu maupun di hilir, 2) Tenaga kesehatan, yang mengupayakan agar orang sehat tetap sehat atau tidak menjadi sakit, orang sakit menjadi sehat dan orang sakit tidak menjadi lebih sakit; 3) Institusi Kesehatan, yang diharapkan penerapan standar mutu dan standar tarif dalam pelayanan kepada masyarakat, serta 4) Masyarakat, yang merasa kesehatan adalah harta berharga yang harus dijaga. 

Menyikapi program di atas, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Pemkab Rohil) akan fokus untuk membenahi pelayanan kepada masyarakat terutama di bidang kesehatan. Pembenahan itu dilakukan dengan cara melengkapi berbagai sarana dan prasarana baik fisik maupun non fisik. Meski demikian, bukan berarti dalam bidang lainnya seperti pelayanan infrastruktur jalan dan jembatan ditinggalkan, akan tetapi tetap dilakukan pembenahan secara bertahap, termasuk di bidang pendidikan.

"Kita tetap berkomitmen untuk membenahi seluruh sektor pelayanan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Hal ini lain tidak lain tujuan utamanya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Rohil, baik itu di bidang pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lainnya sebagainya," kata Bupati Rohil, H Suyatno Amp, belum lama ini.

Semua pembenahan pelayanan ini dilakukan setiap tahunnya hingga persoalan itu bisa mendekati angka beberapa persen dalam pelaksanaan penuntasannya. Setelah berbagai ruas jalan dan jembatan sudah mantap, maka akan dilanjutkan ke bidang kesehatan dan pendidikan yang sampai saat ini masih juga terus berjalan. 

Hingga tahun 2016 ini Pemkab Rohil terus melakukan pembangunan Puskesmas Rawat Inap (PRI) di 18 kecamatan yang ada di Rohil. Bahkan, di setiap PRI itu disediakan ruangan khusus untuk keluarga (VIP) agar masyarakat yang berobat lebih nyaman.

"Namun demikian kita tentunya terlebih dahulu melengkapi berbagai fasilitas termasuk tenaga dokter spesialis yang saat ini masih kurang," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Rohil dr Junaidi Saleh M.Kes, mengatakan bahwa saat ini Pemkab Rohil telah menjadikan sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada level Puskesmas Rawat Inap. Keberadaanya tersebar pada beberapa kecamatan dan membantu masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, terutama pada kawasan yang jauh dari RSUD RM Pratomo Bagansiapiapi.

"Kita upayakan semuanya rawat inap, namun secara bertahap akan kita realisasikan menyesuaikan dengan anggaran yang ada dan ketersedian tenaga medis," katanya.

Junaidi menjelaskan bahwa dari 19 Puskemas yang ada di Rokan Hilir, sembilan diantaranya merupakan Puskesmas Rawat Inap, rinciannya, Kecamatan Rimba Melintang, Puskesmas Rawat Inap Rimba Melintang, Kecamatan Bangko Pusako, Puskesmas Rawat Inap Bangko Kanan dan Puskesmas Rawat Inap Bangko Jaya, Kecamatan Tanah Putih, Puskesmas Rawat Inap Sedinginan, Kecamatan Pujud, Puskesmas Rawat Inap Pujud, Kecamatan Kubu Babussalam, Puskesmas Rawat Inap Kubu, Kecamatan Bagansinembah, Puskesmas Rawat Inap Baganbatu, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Puskesmas Rawat Inap Panipahan.

Sedangkan sepuluh puskesmas yang belum menjadi puskesmas rawat inap yakni Kecamatan Bangko, Puskesmas Bagansiapiapi dan Puskesmas Bagan Punak, Kecamatan Pekaitan, Puskesmas Pekaitan, Kecamatan Bagansinembah, Puskesmas Balai Jaya, Kecamatan Simpang Kanan, Puskesmas Simpang Kanan, Kecamatan Sinaboi, Puskesmas Sinaboi, Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan, Puskesmas Tanah Putih Tanjung Melawan, Kecamatan Batu Hampar, Puskesmas Bantaian, Kecamatan Rantau Kopar, Puskesmas Rantau Kopar dan Kecamatan Tanjung Medan, Puskesmas Tanjung Medan

Yang membedakan antara puskesmas dengan puskesmas rawat inap berpedoman kepada yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, diantaranya Ruang Pelayanan dan Alkes, Standar Tenaga Minimal.

Ruang Pelayanan dan Alkes, Puskesmas Rawat Inap harus memiliki Ruang Gawat Darurat dengan Alkes Set Gawat Darurat, sedangkan puskesmas hanya Ruang Tindakan dengan Alkes Set Tindakan Medis/Gawat Darurat, memiliki Ruang Kesehatan Ibu dan Imunisasi dengan Alkes Set Pemeriksaan Anak dan Set Imunisasi, memilki Ruang Kesehatan Ibu dan KB, dengan Alkes Set Pemeriksaan Ibu dan Set Pelayanan KB, sedangkan puskesmas hanya disediakan satu ruangan, Ruangan Kesehatan Ibu dan KB.

"Pukesmas Rawat Inap harus memiliki Ruang Tindakan dengan Alkes Set Tindakan Medis, sedangkan puskemas tidak memiliki ruangan ini, memiliki Ruangan Rawat Inap dengan Alkes Set Rawat Inap, sedangkan puskesmas tidak ada," jelas Junaidi.

Selain itu, ada persamaan antara puskesmas rawat inap dengan puskesmas, diantaranya sama-sama memiliki Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Alkes Set Kesehatan Gigi dan Mulut, memiliki Ruangan ASI dengan Alkes Set ASI, memiliki Ruangan Promkes dengan Alkes, memiliki Ruangan Farmasi dengan Alkes Set Farmasi, memiliki Ruangan Persalinan dengan Alkes Set Obstetri dan Ginekologi, Set Insersi dan Ekstraksi AKDR, Set Resusitasi Bayi, memiliki Ruangan Pasca Persalinan Bayi dengan Alkes Set Perawatan Pasca Persalinan, memiliki Ruangan Laboratorium dengan Set Laboratorium dan memiliki Ruangan Sterilisasi dengan Alkes Set Sterilisasi.

Ia menambahkan, untuk Puskesmas di Ibukota Bagansiapiapi terdapat 2 Puskesmas dan keduanya belum rawat inap. Hal ini mengingta di Bagansipiapi sudah memiliki Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr RM Pratomo yang terletak di Jalan Pahlawan.

"Kalau Bagansiapiapi ada RSUD jadi kalau pasien dirawat bisa langsung ke rumah sakit, namun kedepan juga akan kita upayakan agar bisa rawat inap," pungkas Junaidi. [advertorial]
 

Berita Lainnya

Index