Metroterkni.com - Dua teroris yang menerobos paksa masuk Mapolresta Pekanbaru berhasil dibekuk personil Polresta Pekanbaru, Rabu (05/07/2017).
Untuk diketahui, teroris yang diamankan tersebut tidak sesungguhnya. Mereka merupakan personil Polresta Pekanbaru yang berperan sebagai teroris pada simulasi yang digelar Polresta Pekanbaru hari ini.
Simulasi itu sempat menggemparkan warga sekitar. Warga yang tidak mengetahui bahwa kegiatan itu merupakan simulasi kemudian membuat warga panik, bahkan para pengguna jalan juga tampak kaget dan mengira peristiwa tersebut adalah aksi sungguhan.
Dalam simulasinya, dua orang teroris tersebut menggunakan sepeda motor. Awalnya, Polisi mengaku telah menaruh rasa curiga terhadap gerak-gerik kedua teroris tersebut. Namun setelah dicegat dan ditanyai oleh Kepala Unit Semntra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) ketika hendak memasuki Mapolresta Pekanbaru, kemudian teroris yang mengendarai sepeda motor itu menorobos pos penjagaan Mapolresta Pekanbaru.
Melihat adanya aksi heroik tersebut, kemudian Kanit SPKT melakukan pengejaran terhadap pengendara sepeda motor itu. Sedangkan anggota SPKT lainnya membunyikan Alarm Steeling berupa lonceng yang sudah terpasang di Mapolresta.
Mendengar adanya bunyi suara Alarm, lantas seluruh personil langsung keluar dengan membawa senjata laras panjang sv2 dan melakukan sispamako (sistem pengamanan markas kantor). Untuk mencegah terjadinya korban jiwa, personel Mapolres menutup pintu masuk dan keluar agar tidak menelan korban jiwa.
Atas kesigapan personel Polresta, akhirnya kedua teroris tersebut berhasil dilumpuhkan. Sedangkan tas milik teroris yang diduga berisi bom milik kedua teroris berhasil dijinakkan setelah dibantu Tim GEGANA Mapolda Riau.
Kaporesta pekanbaru kombes Pol Susanto. Sik, SH, Mh melalui Wakapolresta pekanbaru, Edy Sumardi Priadinata Sik menyampaikan, simulasi ini penting agar polisi selalu sigap dalam menangani hal-hal yang tak terduga.
“Sehingga dalam keadaan genting sekalipun, setiap langkah yang diambil oleh para anggota polisi tetap sesuai prosedur,”ujarnya.
Edy menambahkan, lewat simulasi tersebut pihaknya ingin mempersiapkan diri dari serangan teror yang bisa terjadi kapan pun.
“Dalam rangka kita meningkatkan koordinasi antar sesama anggota untuk menyiapkan diri melawan aksi teror, “tutupnya. [son]