Intsiawati Ayus: Transaksi Mahar Berperan Dalam Berebut Kursi

Intsiawati Ayus: Transaksi Mahar Berperan Dalam Berebut Kursi

Metroterkini.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Riau, Intsiawati Ayus, menyatakan mengundurkan diri sebagai kontestan Calon Bupati Bengkalis.

Hal tersebut disampaikannya, setelah melewati berbagai proses dan tahapan. Pro dan Kontra juga terus dirasakan wanita kelahiran Bengkalis ini. Diantaranya tuntutan dari berbagai komponen masyarakat dan tokoh Riau yang meminta Intsiawati mengurungkan niatnya tersebut.

"Bagaimanapun saya kemudian harus realistis dan menahan ambisi pribadi. Saya menyadari bahwa sebagai Senator saya bukan milik diri sendiri. Jauh-jauh hari ketika awal mulai terjun ke dunia politik saya sudah mengazamkan untuk mewakafkan diri saya agar bermanfaat bagi masyarakat Riau." kata Intsiawati Ayus, Jum'at (24/7).

Menurutnya, masih banyak tugas dan aspirasi dari masyarakat se-Riau yang harus diselesaikan sebagai salah seorang perwakilan Daerah di kursi parlemen senayan. Selain itu, banyak hal juga yang menjadi pertimbangan dirinya jika bersikeras maju sebagai Calon Bupati.

"Setelah melakukan komunikasi dan lobby politik dengan berbagai partai, dari tingkat lokal hingga ke tingkat pusat. Maka saya dapat mengerti bahwa oligarki tetap menjadi penentu utama. Dan bagi sejumlah partai tertentu, transaksi mahar berperan penting dalam perebutan kursi." tambahnya.

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan setiap Anggota Dewan diharuskan untuk mundur dari jabatannya, jika mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Daerah, juga menjadi salah satu pertimbangan Intsawati. Karena tentu saja, resiko politik yang dihadapi ini sangat tidak mudah untuk masa kerja yang masih tersisa 4 tahun.

"Tapi yang terpenting bagi saya dari semua adalah masyarakat. Dari merekalah mandat dan amanat ini saya terima. Masyarakat di berbagai daerah, sejak mengetahui saya berniat maju, terus menerus menyampaikan protes dan kritik baik melalui telepon, SMS, BBM, FB, Twitter, Line, WA.  Terutama dari masyarakat yang  aspirasi kini masih dalam proses penanganan untuk diselesaikan. Mandat dari masyarakat di 12 Kabupaten/Kota yang memilih saya sebanyak 352 ribu suara tentu tidak mudah saya abaikan begitu saja. Lebih mudah bagi saya menahan kritik keras dari para elit ketimbang jeritan masyarakat yang sering menggalaukan hati saya." paparnya.

Sebelumnya, beberapa Lembaga Survei Nasional dan Konsultan Politik secara terang-terangan menyatakan bahwa sosok wanita yang sudah 3 periode duduk sebagai Senator ini lebih pantas untuk Calon Gubernur, ketimbang menjadi Calon Bupati di Bengkalis.

Ia pun memahami, hal tersebut terjadi diakibatkan masyarakat Bengkalis saat ini berada dalam kekecewaan dan tingkat krisis kepercayaan yang tinggi. Namun demikian, pragmatisme kini malah menjadi pilihan utama dalam perilaku politik umumnya masyarakat.

"Kesimpulan akhirnya, Insya Allah saya nyatakan secara bulat bahwa saya tidak maju di Pilkada Bengkalis 2015. Semoga Allah meridhai keputusan saya ini dan masyarakat Riau, khususnya masyarakat Bengkalis dapat menerimanya," jelasnya. [**bkc]

Berita Lainnya

Index