Inilah Alasan Kenapa Banyak Anak SD Pakai Kacamata

Inilah Alasan Kenapa Banyak Anak SD Pakai Kacamata

Metroterkini.com - Kenapa banyak anak SD (Sekolah Dasar) berkacamata? Rupanya ada beberapa alasan kacamata semakin akrab di kalangan anak.

Singapore National Eye Centre (SNEC) mencatat sebanyak 20 persen anak di Singapura mengalami rabun jauh atau miopia. Angka ini meningkat dua kali lipat dari satu dekade lalu.

Melansir dari CNA, pengguna kacamata pun usianya semakin muda. Satu dekade lalu, rata-rata anak yang pakai kacamata berusia sekitar 12 tahun. Sementara di data terbaru usianya bahkan enam tahun.

Kenapa banyak anak SD berkacamata?

Sebagian besar orang mungkin akan menyalahkan gawai atau gadget. Dokter mata yang berbasis di New Delhi, Navin Sakhuja menjelaskan ada beberapa kemungkinan.

1. Kesadaran akan kesehatan mata

Sakhuja menduga semakin banyak anak berkacamata karena semakin banyak orang sadar akan pemeriksaan mata secara teratur sejak usia dini. Semakin tinggi tes, semakin banyak yang memilih berkacamata demi kenyamanan dalam beraktivitas.

2. Screen time

Dulu orang tua sering mengingatkan untuk tidak menonton tv dalam jarak terlalu dekat. Namun, kini gawai sudah ada di genggaman dan jarak seperti bukan sesuatu yang gampang diatur.

"Waktu menatap layar dan aktivitas di dalam ruangan yang berlebihan membuat Anda lebih sulit fokus pada subjek yang jauh, karena Anda hanya fokus pada objek yang dekat sepanjang waktu," kata Sakhuja seperti dikutip dari India Today.

Penggunaan gawai mungkin bisa menjawab kenapa banyak anak SD berkacamata.

3. Genetik

Gen memerankan peran penting. Sakhuja berkata anak-anak yang menggunakan kacamata dipengaruhi faktor genetik.

Dia menyebut pada beberapa anak, bola matanya terus berkembang di setiap pertambahan milimeter kekuatannya berubah. Anak ada yang lahir dengan astigmatisme atau silindris. Ada pula yang lahir dengan hipermetropi atau mata 'plus' yang kemudian menurun seiring pertambahan usia.

4. Lebih banyak aktivitas di dalam ruangan

Anak yang tinggal di dalam rumah dan fokus pada objek dekat seperti layar dan buku berpeluang lebih tinggi untuk berkacamata.

"Anak-anak yang bermain di luar ruangan akan memiliki angka kejadian kacamata yang lebih rendah," katanya.

Sakhuja menyorot pada studi yang berbasis di Singapura dan Australia. Anak-anak di Australia memiliki angka kejadian lebih rendah atau kebutuhan kacamata lebih rendah dibanding anak-anak di Singapura. Peneliti menduga hal ini karena anak-anak di Australia lebih banyak beraktivitas di luar ruangan ketimbang anak-anak di Singapura. [**]

Berita Lainnya

Index