Mengenal Rabu Wekasan, Rabu Terakhir Bulan Safar yang 'Penuh Bala'

Mengenal Rabu Wekasan, Rabu Terakhir Bulan Safar yang 'Penuh Bala'

Metroterkini.com - Apakah detikers tahu apa itu Rabu Wekasan? Hari tersebut merupakan salah satu hari sakral bagi masyarakat Jawa. Rabu Wekasan, atau Rebo Wekasan, jatuh pada bulan Safar. Adapun Rabu Wekasan 2023 jatuh pada 13 September 2023 atau bertepatan dengan 27 Safar 1445 H. Selama hari tersebut, masyarakat Jawa biasanya melakukan berbagai amalan dan ritual.

Bagi kamu yang penasaran dengan Rabu Wekasan, simak informasinya di bagian berikut, yuk!

Apa Itu Rabu Wekasan?

Dikutip dari situs resmi Pemkab Gresik, yang dimaksud wekasan adalah 'akhir' atau 'pungkasan'. Dalam hal ini, Rabu Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar (bulan kedua tahun Hijriah).

Bukan sekadar hari biasa, Rabu Wekasan diyakini sebagai hari turunnya bencana. Tepatnya dalam kitab Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail al-Azminah wash-Shuhur, sebagian besar para wali mengungkapkan bahwa Allah menurunkan sekitar 320.000 jenis bala ke bumi pada hari tersebut.

Rabu Wekasan menurut para Ulama

Dilansir laman NU Jatim, ada beberapa pendapat para ulama perihal amalan dan tradisi Rabu Wekasan. Apa saja itu?

1. Tidak Ada Hadis Khusus

Tidak ada hadis khusus tentang akhir Rabu bulan Safar. Namun, terdapat sebuah hadis daif yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari kesialan secara terus-menerus.

Hanya saja, karena hadis tersebut daif, maka tidak dapat dijadikan sebagai landasan kepercayaan karena tidak memenuhi syarat-syarat kesahihan.

2. Tidak Ada Anjuran Ibadah secara Khusus

Sebagian ulama memang memberikan anjuran terkait ibadah khusus selama Rabu Wekasan. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dijadikan landasan karena belum dapat dikategorikan sebagai dalil menurut ketentuan Islam.

3. Tidak Memperbolehkan Salat Khusus

Beberapa ulama melarang salat khusus pada Rabu Wekasan, kecuali hanya sebatas salat hajat lidaf'il al-makhuf untuk menolak petaka yang dikhawatirkan.

Di samping itu, bisa juga mengerjakan nafilah mutlaqah (salat sunah) sebagaimana telah diperbolehkan dalam ketentuan Islam, karena mengandung hikmah agar manusia senantiasa mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT.

Tradisi Rabu Wekasan di Beberapa Daerah

Sejumlah daerah di Indonesia punya tradisi masing-masing dalam menyambut Rabu Wekasan. Berdasarkan jurnal "Rebo Wekasan Menurut Perspektif KH Abdul Hamid dalam Kanz Al-Najah Wa Al-Surur", berikut tradisi Rabu Wekasan di sejumlah daerah Indonesia.

a. Kudus
Banyak masyarakat Kudus yang mengisi Rebo Wekasan dengan beberapa amalan. Salah satunya adalah salat sunah mutlak untuk menolak petaka sebanyak 4 rakaat, baik dengan dua tahiyyat satu salam ataupun dua tahiyyat dua salam.

b. Garut
Masyarakat Garut banyak yang mengadakan ritual Rebo Wekasan dengan cara mengamalkan salat tolak bala secara individu di Masjid sebanyak dua rakaat. Usai menunaikan salat, mereka biasanya mengamalkan doa dan selawat secara bersamaan.

c. Tegal
Masyarakat Tegal banyak yang mengawali ritual Rebo Wekasan dengan kunjungan ke kawasan petilasan nenek moyang daerah mereka, yaitu Mbah Panggung yang berada di puncak bukit Sitanjung.

Mereka biasanya membawa perlengkapan berupa sesajen yang terdiri atas kemenyan, dupa, air putih kemasan, dan kembang setaman. Setibanya di sana, masyarakat Tegal akan memanjatkan doa-doa untuk menolak petaka.

d. Yogyakarta
Masyarakat di daerah Wonokromo, Yogyakarta, menyambut Rabu Wekasan dengan mengadakan doa bersama di depan Masjid. Umumnya, kegiatan ini diadakan seminggu sebelum puncak acara.

Ritual ini diadakan pada hari Rabu terakhir dari bulan Safar, yang dipercaya sebagai hari bertemunya Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan Kyai Faqih Usman.

Ritual Rebo Wekasan masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat. Ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan mengharap keberkahan sekaligus menolak petaka dan penyakit.

Demikianlah berbagai informasi tentang pengertian Rabu Wekasan hingga tradisinya di berbagai daerah di Indonesia. Semoga artikel tadi menambah wawasan nusantaramu, ya! [**]

Berita Lainnya

Index