Metroterkini.com - Kantor Bupati Rokan Hilir, Riau terancam hilang dari peta Indonesia dan akan menyatu dengan laut jika tidak ada upaya untuk menyelematkannya. Setiap tahun, tanah di depan kantor bupati berkurang hingga dua meter.
"Setiap tahunnya, kami kehilangan 2 meter tanah di depan kantor bupati karena abrasi. Jika ini berlanjut, dalam 5 tahun kantor bupati bisa terancam masuk laut," jelas Bupati Sintong pada rapat dengan Komisi V DPR RI di Gedung Serindit Pemprov Riau, Jumat (14/7/2023).
Karenanya Afrizal Sintong mengharapkan bantuan lebih lanjut dari pemerintah pusat dan Riau untuk mengatasi masalah abrasi dan infrastruktur ini.
''Abrasi di daerah pesisir Rokan Hilir menjadi isu serius yang perlu mendapatkan penanganan prioritas,'' ujarnya.
Pada kesempatan itu, Afrizal Sintong juga menyampaikan tantangan dan solusi yang dihadapi kabupaten ini. ''Secara khusus membahas dua isu utama: kerusakan infrastruktur akibat operasional Pertamina Hulu Rokan dan abrasi yang semakin mengancam daerah pesisir,'' tegasnya.
Dikatakan sekarang ada 372 sumur minyak di Rohil tetapi dampaknya terhadap infrastruktur kami sangat besar," ungkap Bupati Sintong.
Menurutnya, operasional Pertamina Hulu Rokan telah membawa dampak signifikan terhadap kondisi jalan di Rokan Hilir. Banyak truk berat membawa tanah timbun untuk Wellpad (WP) dan itu jauh melebihi kapasitas jalan yang ada.
Kerusakan infrastruktur ini tidak hanya menjadi hambatan bagi aktivitas masyarakat, tetapi juga menambah beban fiskal daerah. "Kami mengharapkan cara yang lebih baik untuk transportasi ini, mempertimbangkan berat muatan truk. Jalan yang kami bangun cepat rusak akibat beban yang besar," kata Bupati.
"Untuk infrastruktur, kami hanya bisa mengeluarkan sekitar Rp 120 miliar setiap tahunnya, sementara kami masih memiliki jalan yang rusak sekitar 1.200 km," tutupnya. ***