Kecelakaan Beruntun, Massa AMPR Tuntut Dirut PT PHR Mundur

Kecelakaan Beruntun, Massa AMPR Tuntut Dirut PT PHR Mundur

Metroterkini.com - Ratusan massa dari Aliansi Mahasiswa Pemuda Riau (AMPR), Kamis (2/3/2023) mendesak agar Dirut PT Pertamina Hulu Rokan, Jaffee A Suardi dan EVP Upstream Business PT PHR, Edwil Suzandi, diberhentikan.

Aksi massa ini terkait seringnya terjadi kecelakaan kerja di areal PT PHR dan terus bertambahnya jumlah korban jiwa.

Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Rokan, Rudi Ariffianto, melalui dalam keterngan tertulisnya menyebutkan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menghormati hak setiap warga negara untuk mengekspresikan pendapat dan menyampaikan aspirasinya, sepanjang dilakukan secara tertib dan damai, serta menghargai hak orang lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 

PHR, menurutnya, senantiasa mengupayakan keselamatan kerja dan akan terus menjadikannya prioritas utama dalam operasi di WK Rokan. Dalam aksi ratusan mahasiswa di depan Kantor PT PHR, massa menyatakan, untuk melakukan perbaikan sistem di tubuh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) harus segera dilakukan.

Namun sebelum melakukan RUPS, Direktur Utama (Dirut) PT PHR Jaffee A Suardin dan juga EVP Business PT PHR Edwil Suzandi harus diberhentikan dari PT PHR. Hal itu disampaikan oleh Koordinator Umum (Kordum) Aliansi Mahasiswa Pemuda Riau (AMPR) saat ratusan massa menggelar aksi untuk rasa di depan kantor PT PHR, Kota Pekanbaru.

“Sehingga dalam waktu 30 hari akan segera diadakannya RUPS PT PHR dengan agenda perbaikan sistem system kesehatan, keselamatan kerja dan lindung lingkungan untuk mencapai tujuan operasi industri Hulu Migas yang nihil kecelakaan,” katanya.

Selain itu, AMPR juga menuntut para pemangku kebijakan seperti Presiden RI Joko Widodo, Menteri BUMN, Gubernur Riau Syamsuar, dan Ketua DPRD Riau Yulisman untuk mendesak PT PHR melakukan RUPS. “RUPS dalam rangka memberhentikan Direktur Utama PT PHR Jaffee A Suardin dan EVP Upstream Business PT PHR Edwil Suzandi,” tuturnya.

Untuk diketahui, dengan kejadian ini, sejak 9 Desember 2021, sudah ada 11 pekerja yang meninggal di areal PT Pertamina Hulu Rokan. Lima diantaranya tewas dengan cara yang mengenaskan.

Daftar Kecelakaan Kerja di Areal PT Pertamina Hulu Rokan

Pertama terjadi tanggal 9 Desember 2021, korban atas nama Iz 25 tahun, subkon PT Asia Petrocom Service (APSI), lokasi kejadian Rig Airlangga 55, Sumur Bekasap 206, korban merupakan seorang swamper lowbed, tertimpa boom crane di bagian kepala saat proses pemindahan penyangga.

Kedua, Rabu 27 Juli 2022, atas nama korban Spd 56 tahun, subkon PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi, lokasi kejadian, Manggala North P01/P18, Kabupaten Rokan Hilir, korban sedang istirahat, hilang keseimbangan dan tidak sadarkan diri.

Ketiga, Sabtu 30 Juli 2022, atas nama pekerja Fnd 57 tahun, pekerja Pertamina Hulu Rokan, lokasi kejadian, RS PHR WK Rokan-Duri Camp, pekerja merasa sesak dada ketika sedang menaiki tangga lantai dua menuju control room.

Keempat, Kamis 17 November 2022, atas nama Hmt, 53 tahun, subkon PT Asrindo Citraseni Satria, lokasi kejadian Rig ACS-24, lokasi Minas 4A-44, kejadian terjadi saat pekerja (driller) sedang menunggu pelaksanaan daily check up (DCU), sebelum mulai bekerja pekerja merasa pusing dan duduk istirahat di access control.

Kelima, Minggu 20 November 2022, atas nama Ynd 55 tahun, subkon PT Asia Petrocom Service, lokasi Rig APS-752, lokasi Kolam Batak 501, kejadian terjadi saat pekerja (operator dozer) sedang beristirahat di dekat unit dozer yang terparkir dan belum melakukan pekerjaan ditemukan tidak sadarkan diri.

Keenam, Minggu 20 November 2022, korban Er, 56 tahun, subkon PT Andalan Permata Buana, lokasi kejadian Klinik Minas PHR WK Rokan, kejadian terjadi saat pekerja (driver ambulance) sedang beristirahat di kamar driver Klinik Minas ketika menunggu pergantian shift. Pekerja ditemukan tidak sadarkan diri.

Ketujuh, Sabtu 24 Desember 2022, korban Sup 59 tahun, subkon PT Berkat Karunia Phala, lokasi kejadian RSUD Minas, pekerja merasa tidak enak badan dan melakukan self stop work authority (SSWA), atau menghentikan pekerjaan kemudian berangkat ke Puskesmas terdekat atas inisiatif sendiri. Setelah merasa kondisinya membaik, dalam perjalanan menuju Pekanbaru, pekerja merasa.sesak napas dan menuju RSUD Minas (lokasi perawatan kedua).

Delapan, terjadi Rabu 18 Januari 2023, korban DS 22 tahun, subkon PT Asrindo Citraseni Satria, lokasi Rig ACS -06 lokasi Minas 5D-28, kejadian full opening safety valve terjatuh dan mengenai floorman yang berada di working platform.

Kemudian Jumat 23 Februari 2023 tiga korban atas nama Hendri, Desy Krismanto dan Ade Ilham. Ketiganya diduga tewas setelah terjatuh ke kontainer limbah. [***]

Berita Lainnya

Index