66 Persen RI Masuki Musim Hujan, Awas Cuaca Ekstrem!

66 Persen RI Masuki Musim Hujan, Awas Cuaca Ekstrem!

Metroterkini.com - Sebanyak 66 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dengan puncaknya pada Desember hingga Januari. Selain itu, sepekan ke depan wilayah RI juga berpotensi mengalami cuaca ekstrem.

"Saat ini 66 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dengan periode puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Desember hingga Januari nanti," ujar Ida Pramuwardani, Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (10/11).

"BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini diindikasikan berpotensi signifikan mengakibatkan peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah untuk sepekan kedepan," tambahnya.

Menurut Ida, cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang diprakirakan masih akan terus terjadi di wilayah Indonesia khususnya untuk periode tiga hari hingga sepekan ke depan.

Ida memaparkan empat hal yang menjadi penyebab cuaca buruk yang terjadi di wilayah Indonesia. Pertama, kondisi La Nina lemah.

"Kondisi iklim global menunjukkan kondisi La Nina Lemah yang secara umum memberikan latar belakang atmosfer yang lebih basah di wilayah Indonesia," terangnya.

Kedua, aktifnya gelombang ekuatorial seperti Gelombang Rossby Ekuatorial yang menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia.
Gelombang Rossby Ekuator atau Equatorial Rossby waves sendiri merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator (20LU - 20LS) dengan periode kurang dari 72 hari. Gelombang Rossby umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.

Kemudian hasil analisis dinamika atmosfer terkini dari BMKG juga menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera dan di Laut Natuna yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi).

Hal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Indonesia bagian barat dan menghasilkan cuaca buruk.

Ketiga, peningkatan aktivitas konvektif alias yang terkait perkembangan awan yang bisa menghasilkan hujan, petir, hingga badai.

"Hasil analisis kondisi lokal/mikro menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif akibat kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian besar wilayah Indonesia," tutur Ida. [**]

Berita Lainnya

Index