Jokowi Disebut Bisa Jadi 'King Maker' di Pilpres 2024

Jokowi Disebut Bisa Jadi 'King Maker' di Pilpres 2024

Metroterkini.com - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin mengatakan, Presiden Joko Widodo dapat menjadi pemain sekaligus sosok 'king maker' pada gelaran Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. 

Menurut Ujang, Jokowi bisa saja melakukan lobi kepada sejumlah parpol agar mendukung pasangan calon (paslon) capres-cawapres tertentu. "Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti akan jadi pemain sekaligus king maker. 

Jokowi saat ini bisa saja masih mengayun dan bermain kode-kodean, (misalnya) ketika hadir di Rakernas V Projo yang lalu. Nanti itu Jokowi pasti dan akan dukung satu paslon yang akan didukungnya," ujar Ujang seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (30/5/2022). 

Ujang menilai, langkah Jokowi ini tidak lepas dari kepentingan mengamankan agenda pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Sehingga, dia memperkirakan, nantinya Jokowi akan melakukan sejumlah lobi agar parpol mendukung paslon yang didukungnya. 

"Karena Jokowi punya kepentingan pengamanan IKN dan lain-lainnya pasca tak lagi menjadi presiden. Kelihatannya Jokowi akan lobi-lobi ke partai, agar partai-partai mendukung paslon yang didukungnya," tutur Ujang. 

"Jokowi bisa jadi king maker, karena pada Pilpres 14 Februari 2024 nanti masih jadi presiden, telunjuknya masih punya power," ungkapnya. 

Sesuai Jadwal Dalam hal mendukung capres-cawapres ini, Ujang menilai, Jokowi tak perlu mencari izin dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Sebab, nantinya yang didukung Megawati bisa jadi berbeda dengan yang didukung Jokowi. 

"Kelihatannya yang didukung Mega, belum tentu didukung oleh Jokowi. Bahkan antara Megawati dengan Jokowi bisa beda dukungan," katanya.

"(Dukungan) Bisa dengan banyak cara, bisa menggunakan semua sumber daya politik, ekonomi, hukum, jaringan, dan lain-lain menangkan kubu tertentu," tambahnya.

Sebelumnya, Jokowi meminta relawannya tak terburu-buru perihal pilihan politik pada Pemilu 2024. Demikian dia katakan saat hadir Rapat Kerja Nasional V Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2022). 

"Jangan tergesa-gesa, jangan tergesa-gesa. Meskipun, meskipun, mungkin yang kita dukung ada di sini (Rakernas V Projo)," kata Jokowi. 

Mendengar pernyataan Jokowi, relawan yang hadir bersorak-sorai. Sebagian bertepuk tangan sambil meneriakkan nama Ganjar Pranomo yang hadir dalam acara tersebut. 

Pernyataan Jokowi ini ditengarai sebagai sinyal restu ke Ganjar untuk melangkah ke Pemilu 2024. Nama politikus PDI-P itu memang digadang-gadang menjadi sosok potensial calon presiden di pilpres mendatang. 

Elektabilitas Ganjar, menurut survei berbagai lembaga berada di urutan teratas, bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Tetapi, di internal PDI-P sendiri, disinyalir terjadi rivalitas menuju panggung pilpres antara Ganjar dengan putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani. 

Membaca dinamika ini, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menilai, Presiden Jokowi sengaja mengirimkan sinyal politik dukungannya untuk Ganjar ketika berpidato di acara Rakernas V Projo. 

"Pak Jokowi sebenarnya sudah cukup memberi sinyal politik dukungannya, tetapi Pak Jokowi memahami bahwa politik itu dinamis sehingga diselipkan dengan kalimat 'jangan terburu-buru'," kata Hanta, Selasa (24/5/2022). 

Menurut Hanta, pernyataan Jokowi dalam rakernas bisa dimaknai sebagai tiga hal. Pertama, meski telah memberikan sinyal dukungan, Jokowi ingin menjaga situasi politik tetap tenang di tengah kerja-kerjanya sebagai presiden. Jika Jokowi secara vulgar menyampaikan dukungannya, jelas akan berdampak pada dinamika politik saat ini. 

"Sehingga, dikhawatirkan akan mengganggu kerja-kerja pemerintah ke depan," ujar Hanta. 

Kedua, Jokowi juga tidak ingin mengunci peluang dukungan kepada satu figur saja. Sebab, dia paham bahwa elektabilitas seorang tokoh akan bergerak dinamis. Ketiga, menurut Hanta, pernyataan Jokowi yang tidak secara lugas menyatakan dukungan politiknya adalah untuk menjaga dinamika politik di tubuh PDI-P. Sebab, hingga kini PDI-P belum menentukan dukungannya. 

"Jadi, Pak Jokowi masih melihat perkembangan dinamika politik jelang 2024, meski kemarin sedikit memberi sinyal di Rakernas Projo," kata dia. [**]

Berita Lainnya

Index