Desainer Indonesia Terseret Kasus Perdagangan Organ Manusia

Desainer Indonesia Terseret Kasus Perdagangan Organ Manusia

Metroterkini.com - Lagi-lagi, kabar tak sedap datang dari desainer Arnold Putra. Namanya saat ini dikaitkan dengan investigasi perdagangan organ manusia yang digelar oleh kepolisian Brasil.

Pada Selasa (22/2/2022), pihak berwajib menggerebek Amazonas State University (UEA) di kota Manaus, dan meringkus seorang profesor anatomi yang diduga mengawetkan organ manusia untuk keperluan pengiriman ke Singapura.

Menurut pernyataan kepolisian Brasil seperti dikutip Vice World News, paket organ tersebut akan dikirim "untuk desainer terkenal Indonesia yang menjual aksesori dan garmen dari material tubuh manusia."

Dari hasil investigasi, ada indikasi paket organ manusia tersebut terdiri dari tangan dan tiga plasenta manusia. Semuanya diawetkan dengan teknik bernama plastinasi. Metode ini menggantikan cairan dan lemak tubuh dengan bahan-bahan seperti silikon dan epoksi agar organ lebih tahan lama.

Profesor itu sedang dalam penyelidikan dugaan kejahatan perdagangan internasional organ manusia. Jika terbukti, sang profesor terancam hukuman penjara hingga delapan tahun di Brasil.

Adapun paket terkonfirmasi sudah terlanjur keluar dari perbatasan Brasil dan dalam perjalanan menuju Singapura. Namun, masih belum jelas apakah paket akhirnya berhasil dicegat.

Nama Arnold Putra terseret dalam kasus ini mengingat ia pernah membuat tas tangan yang terbuat dari tulang belakang manusia. "Bagian gagang terbuat dari tulang belakang anak kecil yang menderita osteoporosis," demikian keterangan di foto tas tersebut yang diunggah di akun @arnoldputra pada 25 September 2016.

Unggahan tersebut sempat viral dan memicu kegeraman publik. Arnold Putra berdalih, tulang belakang dibelinya secara resmi dari sumber medis di Kanada. Menurutnya, bukan hal yang tidak mungkin untuk membeli tulang dari perusahaan berlisensi yang menerima spesimen manusia yang disumbangkan untuk obat-obatan.

Ia juga pernah menjadi kontroversi karena memakai baju mirip seragam Pemuda Pancasila saat menghadiri Paris Fashion Week pada Januari lalu. Kelompok ini disebut-sebut sebagai organisasi semimiliter sayap kanan-jauh yang terlibat genosida pada 1965-66.

Sementara itu, Arnold Putra dalam perbincangan singkat dengan Vice menyusul kontroversi tersebut, mengaku akan berada di Singapura pada Februari untuk mengisi liburan Tahun Baru Imlek. [**]

Berita Lainnya

Index