Metroterkini.com - Dukungan terhadap Kejaksaan Negeri Bengkalis yang saat ini menangani perkara dugaan korupsi dana hibah KONI Bengkalis, terus mengalir, Jum'at (5/2/21). Jika sebelumnya dukungan datang dari praktisi hukum dan lembaga swadaya masyarakat agar pihak kejaksaan menuntas perkara tersebut sesuai hukum yang berlaku, kali ini dukungan datang dari pelaku olahraga di Kabupaten Bengkalis.
Dukungan datang dari Ketua Panjat Tebing Fivetrio Sulistino, Ketua dan pelatih cabang olahraga Tarung Drajat, M. Reza Afriansyah, pelatih tinju David Simorangkir dan Mursal Hamdi atlet MMA Kabupaten Bengkalis. Mereka berharap proses hukum yang saat ini masih pengumpulan barang bukti dan keterangan (Pulbaket) bisa ditingkatkan menjadi penyidikan.
Adanya progres dalam penanganan perkara dugaan korupsi dana hibah KONI sebesar Rp 12 miliar itu, sekaligus menjawab kerisauan pengurus Cabor, pelatih dan atlet Kabupaten Bengkalis. Mereka ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan KONI Bengkalis saat ini?
"Saya sejak tahun kemarin sudah mengamati, mendengar dan melihat bahkan mengalami kekisruhan yang terjadi di internal kepengurusan KONI Bengkalis. Kisruh ini berkaitan dengan anggaran dana hibah KONI tahun 2019. Bahkan, sejak setahun silam mencuat ke ranah hukum, tapi kemudian sunyi dan senyap," kata M. Reza Afriansyah, peraih medali emas PON itu, Jum'at siang.
Pria yang familiar dipanggil Aan Boxer itu berujar, sebagai mantan atlet peraih medali emas PON tahun 2004 dan 2012, mendukung serta mendoakan Kajari Bengkalis Nanik Kushartanti dan jajaran penyidik dapat menuntaskan kasus dana hibah KONI Bengkalis yang tak berkesudahan ini.
Aan selaku pelatih merasa terganggu konsentrasinya
dalam menyiapkan atlet untuk berbagai Iven tahun ini. Salah satunya untuk persiapan Porprov Kuansing.
"Sudah 20 tahun lebih saya berkarir dimulai dari atlet, pelatih dan sekarang menjadi Ketua Pengkab cabor Kodrat. Jujur saya katakan, kepengurusan KONI Bengkalis periode ini sangat amburadul pengelolaan anggaran," tegas Aan Boxer.
Di tempat berbeda, hal senada juga diungkapkan Ketua Panjat Tebing, Fivetrio Sulistino. Menurutnya, polemik dalam pengelolaan dana hibah di KONI Bengkalis, juga berimbas ke Cabor yang dipimpinnya. Pasalnya, pelatih dan atlet Panjat Tebing terus berlatih tak kenal lelah demi mengharumkan nama Negeri Junjungan julukan Kabupaten Bengkalis. Namun, anggarannya tak pasti. Untuk itu, dia mendukung penuh langkah pihak Kejari Bengkalis agar menuntaskan perkara dana hibah tersebut.
Ditambahkannya, semenjak tersiarnya berita perihal kasus dana hibah KONI Bengkalis di media sosial, banyak sekali tanggapan di kalangan masyarakat. Ia juga dapat info tim verifikasi proposal (Cabor) KONI Bengkalis tahun 2020, hanya menyetujui gaji atlet dan pelatih dibayar 3 bulan, dan ada yang 6 bulan. Sementara, honor pengurus KONI dibayar 10 bulan dan staf KONI di bayar 12 bulan.
Ketimpangan ini, semakin membuat kepercayaan pengurus Cabor kepada pengurus KONI tergerus. Seharusnya, dalam situasi pendemi COVID-19, pelatih dan atlet yang terus berlatih dibayar penuh, kapan perlu dinaikan gajinya.
"Besar harapan kami agar kasus yang menimpa KONI Bengkalis diusut tuntas," tegasnya.
Dukungan agar kasus ini diusut tuntas juga diutarakan David Simorangkir dan Mursal Hamdi. Keduanya mendoakan Kajari dan penyidik dilindungi Tuhan dalam menegakan kebenaran dalam perkara dana hibah KONI Bengkalis.
"Kamis mendukung dan mendoakan semoga kejaksaan negeri Bengkalis menegakan kebenaran," tutup David Simorangkir dampingi Mursal Hamdi atlet MMA juga asisten pelatih tinju asal Kota Duri.
Sementara itu, Dian selaku auditor internal KONI kepada awak media ini di Kejaksaan, Kamis (4/2/21) siang mengatakan, pihaknya melakukan audit apa adanya. Ketika disinggung apakah ada temuan, Dian dengan gamblang menyebutkan banyak temuan. Namun, dia tak bersedia membeberkan apa saja temuan tersebut. "Saya bekerja apa adanya tidak ada rekayasa. Banyak temuannya," kata Dian usai bertemu penyidik bernama Doli Novaisal. [rudi]