Metroterkini.com - Pengusaha asal Batam, Haji Jumhan Bin Selo (70) yang juga merupakan mantan Ketua KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) Kota Batam merenggang nyawa akibat di tembak petugas Bea dan Cukai Inhil, Jumat (15/1/2021), dalam operasi penangkapan dugaan penyelundupan rokok ilegal di perairan Provinsi Riau
Menurut Syarif Hidayat petugas Bea Cukai Inhil, peristiwa itu terjadi saat Satgas Patroli Laut Bea Cukai wilayah Khusus Kepulauan Riau bersama Bea Cukai Tembilahan Provinsi Riau, melakukan pengejaran terhadap 4 kapal cepat (high speed craft/HSC) bermesin 6 x 250 PK tanpa nama, yang diduga penyelundup rokok ilegal di perairan Sungai Buluh, Riau.
Akibat operasi tersebut, Haji Jumhan bin Selo atau lebih dikenal dengan sebutan Haji Permata tewasnya, karena adanya perlawanan terhadap petugas saat kelompok pelaku penyelundup akan diamankan.
“Petugas memerintahkan high speed craft tersebut untuk berhenti, namun tidak dipatuhi dan bahkan berusaha untuk menabrak kapal patroli petugas,” kata Syarif.
Ditambahkanya, pelaku menggunakan HSC mencoba melakukan perlawanan, petugas Bea Cukai kembali memberikan peringatan melalui sirine dan perintah lisan melalui pengeras suara. Namun dua kapal HSC l yang sebelumnya sudah kabur justru kembali bersama belasan orang menggunakan kapal pancung dan melempari kapal petugas BC dengan bom molotov, mercon, serta kembang api.
“Selanjutnya dalam keadaan terdesak petugas melakukan pembelaan diri dan melakukan tindakan tegas terukur terhadap pelaku yang menyerang petugas Bea Cukai," kata Syarif.
Petugas berhasil mengamankan kapal HSC tanpa awak berisi muatan rokok ilegal yang berjumlah jutaan batang lebih, dengan tujuan Tanjung Balai Karimun. Ulah dari penyeludupan tersebut negara diperkirakan mengalami kerungian lebih kurang Rp7,6 miliar.
Dengan tewasya Haji Permata sejumlah massa yang terdiri dari Paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Paguyuban Bugis Pallapi Arona Ogi'e (PAO) bersama sejumlah keluarga korban mendatangi Kantor Bea Cukai Tembilahan guna mengawal kasus penembakan tersebut.
Panglima Paguyuban Bugis Pallapi Arona Ogi'e (PAO), Anawawik, mengutuk keras pelaku penembakan Haji Permata dan berharap pihak kepolisian mengusut tuntas kasus penembakan ini. Anawawik menilai ada kejangalan atas keterangan yang diberikan oleh pihak Bea Cukai.
“Kita sengaja datang hari ini untuk meminta kejelasan namun sayangnya belum ada titik terang. Sementara di media berita yang disebar seolah olah membuat pembodohan di masyarakat seperti pernyataan bahwa korban berusaha kabur dengan cara melompat. Padahal pada kenyataanya jangankan untuk melompat untuk berjalan saja beliau perlu di papah mengingat usia beliau yang sudah 70 tahun,” ucapnya, kemarin. [**al]