Metroterkini.com - Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira mendukung langkah TNI yang mencopot baliho Habib Rizieq Syihab. Dia menilai, TNI harus turun tangan ketika ada ancaman terhadap negara.
Andreas merasa, Satpol PP tak mampu melaksanakan tugasnya. Sehingga harus dibantu oleh TNI.
"Satpol PP tidak bisa melaksanakan itu, TNI dalam tugas mengamankan negara, bisa melaksanakan itu, kalau memang situasi dianggap membahayakan pertahanan negara," jelas Andreas dilansir dari merdeka.com.
Andreas memandang memang apa yang dilakukan oleh Habib Rizieq sudah masuk ke dalam kategori mengancam ideology negara.
Dia pun mendukung apa yang telah dilakukan TNI yang membantu mencopot baliho bergambar pentolan FPI tersebut.
"Apa yang dia (Rizieq) lakukan dan katakan selama ini, dan berbagai ungkapan-ungkapannya itu kan sudah mengancam ideologi negara," terang dia.
Andreas menegaskan, negara harus hadir demi keselamatan warganya. Termasuk tindakan TNI yang didukungnya.
Sementara itu, pandangan yang serupa diungkapkan oleh Senior Partai Demokrat, Amir Syamsuddin. Dia menilai, TNI berhak turun tangan ketika melihat adanya ancaman terhadap negara.
"Dalam situasi dan kondisi darurat ketertiban seperti saat ini inisiatif TNI menegakkan ketertiban umum wajib dimaklumi," jelas Amir.
Amir menilai, saat ini TNI harus hadir dan memberikan pesan kepada masyarakat. Khususnya bagi kelompok atau orang-orang yang mencoba mengganggu kewibawaan negara. Oleh sebab itu, dia melihat, pencopotan baliho Rizieq Syihab oleh TNI hal yang wajar.
Apakah Habib Rizieq sudah masuk kategori mengancam negara?
“Dalam situasi tidak wajar seperti saat ini kehadiran TNI sebagai salah satu unsur pertahanan negara tampil hadir untuk mengingatkan pihak-pihak yang mencoba merongrong kewibawaan negara,” imbuh mantan Menkum HAM ini.
Perintah Pangdam Jaya
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan, pencopotan baliho Rizieq Syihab di beberapa titik Ibu Kota atas perintahnya.
Untuk diketahui, sebuah video berdurasi 11 detik memperlihatkan sekelompok orang berseragam loreng tengah menurunkan spanduk bergambar pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab yang terpasang di baliho. Video itu beredar di media sosial.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho habib rizieq itu perintah saya," tegas Pangdam saat apel pasukan di Monas, Jakarta, Jumat (20/11).
Dia menjelaskan alasannya. Langkah itu diambil berdasarkan hukum. Menurutnya, baliho yang terpasang itu menyalahi aturan.
"Karena beberapa kali Satpol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Perintah saya itu. Begini. Kalau siapapun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar," katanya.
Dia tidak segan menindak tegas jika FPI masih berani memasang spanduk yang tidak sesuai aturan hukum. Pandam menegaskan, TNI akan turun tangan jika ada ajakan atau provokasi yang mengganggu keamanan negara. Pangdam mengirim pesan kepada semua pihak agar tidak coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan.
"Jangan coba coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka sukanya sendiri, saya katakan itu perintah saya. Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam. Ya saya peringatkan dan saya tidak segan menindak dengan keras," tegasnya.[mer]