Metroterkini.com - Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal sebagai Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengatakan tidak mau diundang presiden ke Istana. Ia juga merasa hina jika akhirnya ke Istana. Pihak Istana menanggapi pernyataan Cak Nun.
Dalam video yang beredar, Cak Nun mengatakan kedaulatan berada di tangan rakyat seutuhnya karena Indonesia adalah negara demokrasi. Cak Nun memandang seseorang yang dipilih rakyat untuk menjadi presiden hanya 'karyawan kontrak' selama 5 tahun.
"Presiden kan outsourcing, buruh 5 tahun, buruh lima tahun kok manggil-manggil bos," ujar Cak Nun dan disambut tawa hadirin, dalam video yang beredar, Jumat (10/5/2019).
Ia menambahkan rakyatlah yang berhak memanggil presiden. Komitmen ini ditegaskannya bukan hanya untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sampai sekarang, kalau saya bilang, saya tidak bisa dipanggil presiden. Saya yang berhak manggil presiden karena aku rakyat. Aku yang bayar," ujarnya.
"Saya tidak pernah mau dipanggil ke Istana dan saya tidak bangga sama sekali. Hina kalau saya sampai ke sana," imbuh Cak Nun.
Menanggapi hal tersebut, Tenaga Ahli Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan Jokowi siap saja menemui tokoh seperti Cak Nun.
"Apa pun alasannya, presiden untuk dan konteks ini akan mempersiapkan waktu yang bagus dan diatur Mensesneg. Tidak hanya Cak Nun, tapi siapa saja. Anda kan tahu karakter Pak Presiden Jokowi itu lebih banyak mendatangi daripada didatangi," ujar Ngabalin saat dihubungi.
Ngabalin juga menegaskan tidak ada paksaan bagi tamu undangan, semisal Cak Nun, menolak jika diundang Jokowi. Yang jelas, kata Ngabalin, Jokowi siap bersilaturahmi dengan siapa saja.
"Tidak ada memaksa, namanya juga diundang. Kan ada yang mendadak tak bisa datang. Jadi normal saja, betapa banyak orang yang tidak bisa dan tidak mau, namanya juga silaturahmi," ucap Ngabalin. [dtk-mer]