Metroterkini.com - Pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam penghitungan suara di Jember. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi akan menunggu laporan dari tim di Jatim mengenai hal tersebut.
"Yang jelas kalau saya di BPN perlu kami menunggu informasi dari BPN Provinsi Jatim dan DPC Gerindra di Jember. Tapi sikapnya FPI Jember tentu kami hormati haknya teman-teman FPI memberikan komentar," ujar Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade saat dihubungi, Jumat (3/5/2019).
Andre menyatakan saat ini fokus BPN Prabowo-Sandi melakukan pengawalan penghitungan suara dan C1 di daerah. Meski begitu Andre menghormati komentar FPI Jember.
"Tapi yang jelas tentu sebagai fokus kita bersama kebijakan BPN. Pertama tentu rekapitulasi C1 harus terus dikumpulkan. Kedua bagaimana kita menjaga rekapitulasi. Kalau seandainya seluruh prosesnya sudah berjalan lalu ada pernyataan teman-teman FPI, kami menghormati teman-teman FPI," sambungnya.
Sementara itu, Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono saat dihubungi terpisah mengaku ikhlas dengan hasil tersebut karena tidak ada kecurangan. Namun menyayangkan adanya intimidasi.
"Ya kalau memang tidak ada kecurangan ya kita ikhlas lah hasil Pilpres di Jember, tapi kan banyak kecurangan dan intimidasi saat pencoblosan. Di sana dari data-data yang sudah kami kumpulkan ya," kata Poyuono.
Diketahui, pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandi dalam penghitungan suara di Jember. Front Pembela Islam (FPI) Jember mengaku legowo atas hasil tersebut. FPI juga tidak melihat adanya kecurangan dalam proses pemilu di Jember.
"Kalau di Jember kita semua legowo, tidak ada itu (kecurangan)," kata Ketua FPI Jember Ustaz Faizin, Jumat (3/5).
Menurut Faizin, sejak awal pihaknya memang menyadari bahwa Jokowi-Ma'ruf memang kuat. Oleh karena itu, ketika Jokowi menang di Jember, FPI tidak terkejut. [dtk]