Metroterkini.com - Wakil Direktur Bidang Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Lukman Edy menyebut data rujukan klaim kemenangan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak valid.
Hal itu disampaikan Lukman menanggapi klaim kemenangan kubu Prabowo-Sandi dengan merelease data quick count dengan sampling 3.000 TPS. Hasilnya menunjukkan kemenangan 62,23 persen untuk Prabowo-Sandi.
Lukman mengatakan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi belum pernah merilis data itu. Selain itu Lukman mengaku telah memperolah data rujukan BPN tersebut.
Ia lantas mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan data tersebut kepada wartawan. "Ada banyak permasalahan yang ditemukan dalam data tersebut, seperti kesalahan sampling data Provinsi Lampung yang telah direpresentasikan TKN," kata Lukman saat ditemui di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (21/4/2019).
Ia menyebutkan, ketidakvalidan itu meliputi adanya 10 persen data rusak, berupa data ganda, alamat TPS tidak lengkap, dan angka suara kedua pasangan calon tidak lengkap. Selain itu, Lukman menyatakan jumlah sampel data yang dimiliki BPN Prabowo-Sandi tidak proporsional.
Hal itu terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Tengah yang jumlahnya hampir sama yakni sekitar 300 data. Padahal jumlah DPT di Jawa Tengah jauh lebih besar daripada DPT di Jakarta.
"Sebaran TPS tidak merata, sebagian besar hanya mengambil data dari TPS dimana pasangan Prabowo-Sandi memperoleh kemenangan," lanjut Lukman seperti dilansir dari kompas.com.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengklaim memenangkan Pipres 2019. Prabowo mengatakan, berdasarkan real count internal, perolehan suara pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencapai 62 persen.
"Bahwa berdasarkan real count kita, kita sudah berada di posisi 62 persen," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019) malam.
Menurut Prabowo, hasil real count diperoleh dari penghitungan di 320.000 TPS dan sekitar 40 persen total suara yang masuk. "Dan saya sudah diyakinkan oleh ahli-ahli statistik bahwa ini tak akan berubah banyak," kata Prabowo. [***]