Metroterkini.com - Hasil survei dari sejumlah lembaga bermunculan menjelang hari pencoblosan pada 17 April 2019. Survei yang dilakukan Sabang Merauke Institute menyebutkan Jokowi unggul tipis 6,61 persen di Pulau Jawa atas Prabowo.
Survei yang dilakukan SMI ini dilakukan pada 27 Maret-2 April 2019 di Pulau Jawa yang meliputi 6 (enam) provinsi. Teknik penarikan sampel menggunakan multistage random sampling di mana stage pertama adalah dapil (daerah pemilihan) di seluruh Pulau Jawa, sedangkan stage kedua adalah kabupaten/kota yang dipilih secara random pada masing-masing dapil.
Jumlah sampel sebesar 600 responden, yang diambil secara proporsional di semua dapil. Margin of error survei adalah 4%, dengan confidential level 95%. Survei dilakukan dengan wawancara secara tatap muka dengan bantuan kuesioner digital.
Hasil survei SMI di Pulau Jawa adalah:
Jokowi-Ma'ruf Amin: 49,32 %
Prabowo-Sandiaga Uno: 42,71 %
Belum Memutuskan: 7,97 persen
Hasil survei ini dipaparkan di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2019). Sebelum memaparkan hasil surveinya, Direktur Riset SMI Syahganda Nainggolan disumpah dengan Alquran. Sumpah diambil oleh politikus PBB, Ahmad Yani, dan disaksikan Direktur SMI Perdana Wahyu Santosa untuk menegaskan survei dilakukan sungguh-sungguh dan tidak manipulatif.
"Bismillahirrahmanirrahim, demi Allah saya bersumpah. Bahwa saya akan mengungkapkan data survei dengan sebenar-benarnya. Tidak ada manipulasi, tidak ada kebohongan, menurut hasil wawancara yang sebenarnya tanpa menyembunyikan kebenaran sedikit pun," ujar Syahganda saat membacakan sumpah.
Kembali ke survei SMI, survei ini juga memotret mengenai migrasi suara. Jika dibandingkan pada Pilpres 2014, ada migrasi (perpindahan suara) ke kandidat lain. Migrasi suara dari kandidat presiden Prabowo ke Jokowi sebesar 11,62%. Sedangkan migrasi suara dari Jokowi ke Prabowo sebesar 13,,42%. Jadi jumlah pemilih yang tetap memilih Prabowo dari 2014 sebesar 85,84%, sedangkan pemilih yang tetap memilih Jokowi sebesar 81,05%.
Berdasarkan demografi jenis kelamin, pemilih perempuan cenderung memilih pasangan Prabowo-Sandi, sedangkan pemilih laki-laki lebih banyak di Jokowi-Ma'ruf. Walaupun perbedaannya tidak signifikan.
Demografi usia tidak berpengaruh dalam pemilihan pasangan capres-cawapres. Pada generasi milenial, kedua pasangan relatif memiliki jumlah pemilih yang seimbang, begitu juga pada generasi yang lebih senior.
Secara pendidikan, pasangan Jokowi-Ma'ruf lebih unggul pada pemilih dengan pendidikan SLTP dan di bawahnya. Sedangkan pasangan Prabowo Sandi unggul untuk pemilih pendidikan SLTA dan di atasnya. [dtk]