Grab Mau Buat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Grab Mau Buat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Metroterkini.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menerima kedatangan CEO dan founder Grab, Anthony Tan di Kantornya, Jakarta, Selasa (19/2).

Menko Luhut mengatakan, kedatangan CEO Grab tersebut membicarakan mengenai rencana terkait mobil listrik. Di mana, Grab bersama Hyundai Motor Group berniat masuk ke Indonesia untuk membuat kendaraan mobil listrik.

"Dia mau masuk ke sini dengan Hyundai menyangkut mobil listrik," katanya saat ditemui di Kantornya.

Seperti diketahui, sebelumnya Hyundai Motor Group dan Grab Holdings Inc. (Grab), mengumumkan kerja sama di mana Hyundai Motor Company (Hyundai) dan Kia Motors Corporation (Kia) akan menambah investasi sebesar USD 250 juta ke Grab dan membentuk kemitraan untuk memulai program terkait kendaraan listrik (Electric Vehicle) di Asia Tenggara.

Melalui kemitraan kendaraan listrik tersebut, Grab dan afiliasi Hyundai Motor Group akan mempertemukan para pemangku kepentingan dari industri kendaraan listrik untuk berkolaborasi dalam upaya untuk meningkatkan adopsi dan kesadaran mengenai kendaraan listrik di Asia Tenggara.

"Sebagai rumah dari salah satu pusat konsumen yang tumbuh paling cepat di dunia, Asia Tenggara merupakan pasar yang berkembang sangat pesat untuk mobil listrik," ungkap Youngcho Chi, Chief Innovation Officer Hyundai Motor Group and Head of Strategy & Technology Division.

"Dengan rekam jejak yang tak tertandingi di seluruh kawasan Asia Tenggara, dan basis pelanggan dan merchant yang terus berkembang, Grab merupakan mitra terbaik yang akan membantu mempercepat adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara," tambahnya.

Sebagai permulaan, Grab, Hyundai dan Kia akan meluncurkan serangkaian proyek percontohan kendaraan listrik di Asia Tenggara yang dimulai dengan Singapura pada tahun 2019. Proyek percontohan akan fokus pada penggunaan kendaraan listrik untuk memaksimalkan efisiensi biaya bagi mitra pengemudi Grab.

Kemitraan terkait kendaraan listrik ini juga akan bekerja dengan para pemangku kepentingan regional, termasuk pemerintah dan pemain industri infrastruktur untuk meningkatkan infrastruktur kendaraan listrik di wilayah tersebut, seperti membangun jaringan pusat-pusat pengisian cepat.

Kemitraan kendaraan listrik juga akan menjajaki pengembangan paket perawatan yang telah disesuaikan untuk mitra pengemudi kendaraan listrik Grab dan melakukan penelitian tentang bagaimana kendaraan listrik dapat diterapkan dengan cara paling efisien di Asia Tenggara, di bawah kondisi iklim yang panas dan lembab.

"Sebagai pemilik armada kendaraan listrik terbesar di Singapura, kami sangat bersemangat untuk membangun kemitraan industri dengan Hyundai Motor Group dalam mendorong adopsi kendaraan listrik di seluruh Asia Tenggara. Kami memiliki visi yang sama tentang elektrifikasi mobilitas sebagai salah satu fondasi kunci untuk membangun platdiv transportasi yang ramah lingkungan dengan biaya terendah," kata Ming Maa, President of Grab.

Hyundai pertama kali berinvestasi di Grab pada bulan Januari, dan kedua perusahaan mulai menjajaki kolaborasi di sektor kendaraan listrik. Inisiatif terbaru Grab, yang memperluas kerja samanya dengan grup otomotif Korea untuk melibatkan Kia, adalah pencapaian penting dalam upaya berkelanjutan perusahaan untuk mempromosikan penggunaan kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Pada bulan Agustus, Grab mengumumkan kemitraan dengan penyedia energi utilitas Singapura, SP Group, dimana kendaraan listrik Grab dapat menggunakan jaringan pengisian kendaraan listrik publik milik SP Grup.

Saat ini, aplikasi Grab telah diunduh ke lebih dari 125 juta perangkat mobile, memberikan akses pengguna ke lebih dari 8 juta pengemudi, merchant, dan agen. Grab memiliki armada transportasi darat terbesar di Asia Tenggara dan telah berhasil melakukan lebih dari 2,5 miliar perjalanan sejak didirikan pada tahun 2012. Grab menawarkan jangkauan terluas layanan transportasi on-demand di kawasan tersebut, di samping layanan pengiriman makanan dan paket, di 235 kota dan 8 negara. [mer]


 

Berita Lainnya

Index