Metroterkini.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Meoldoko menduga kasus penyerangan terhadap ulama, seperti yang terjadi di Jawa Barat, ada yang 'menyetir'. Dia mengatakan modus tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru.
"Kita lagi menurunkan tim untuk mencari tahu, ada apa sebenarnya, kan gitu. Ini kan permainan lama, jangan-jangan ada yang main-main," kata Moeldoko saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, seperti dilansir detik.com, Selasa (20/2/2018).
Dia menegaskan Presiden Jokowi sudah sangat jelas mengatakan bahwa kasus penyerangan terhadap ulama harus diusut tuntas.
"Ya jelas statement presiden sudah sangat jelas, polisi untuk menindak dengan tegas dengan keras, nggak boleh ragu-ragu. Entah itu tindakan kekerasan, apalagi intoleransi, harus keras," katanya
Seperti diketahui, penganiayaan terhadap pemuka agama ini pertama kali terjadi pada pimpinan Ponpes Al-Hidayah KH Umar Basri (60) pada Sabtu (27/1), di dalam masjid seusai salat subuh. Umar dilarikan ke RS karena mengalami luka cukup parah.
Umar dianiaya pelaku dengan kayu. Pelaku yang bernama Asep (50) diduga kuat mengalami gangguan jiwa.
Satu kasus lainnya ialah yang dialami Ustaz Prawoto. Komandan Brigade Persis ini dianiaya Asep Maftuh hingga meninggal pada Kamis (1/2). Ustaz Prawoto dipukul di bagian kepala dengan pipa besi. Ia sempat dilarikan dulu ke RS, tapi nyawanya tak tertolong. [***]