Metroterkini.com - Sebelum melakukan budidaya jamur tiram, kegiatan pertama yaitu membuat media tanam serta bibit jamur diinokulasikan dengan media tanam itu.
Dengan begitu media yang hendak ditumbuhi miselium berwarna mirip kapas. Langkah kedua yaitu membiarkan miselium tersebut tumbuh jadi badan buah.
Pada umumnya bagi mereka yang masih pemula, mereka mengawali aktifitas budidaya lewat penumbuhan baglog jadi daging buah. Sedangkan pengadaan baglog yang sedia untuk tumbuh diperoleh lewat pembelian dengan orang lain. Lantas seusai aktifitas budidayanya mulai berkembang dan tingkat transaksi dan kuantitas banyak, maka baru bisa mencoba bikin baglog sendiri.
Ada beberapa cara budidaya jamur tiram yaitu seperti berikut:
Menyediakan kumbung - Kumbung atau orang orang pada umumnya menyebutnya rumah jamur ialah media untuk perawatan baglog serta pertumbuhan jamur. Pada umumnya Kumbung adalah bangunan yang didalamnya terdapat rak-rak sebagai tempat baglog. Lumbung harus mempunyai kemampuan beradaptasi supaya suhu dan kelembaban selalu terjaga.
Bahan kumbung sendiri berasal dari kayu atau bambu, dan dinding kumbung pada umumnya berasal dari papan atau gedek dan atapnya berasal dari sirap atau genteng. Ada baiknya jangan memakai atau seng maupun asbes, lantaran atap itu dapat menyebabkan suhu didalam kumbung menjadi panas. Sementara untuk lantainya cukup tanah saja, supaya nantinya bisa menyerap air ketika jamur lagi disiram.
Pada kumbung juga sebaiknya terdapat rak berupa kisi-kisi dan dibuat dengan bertingkat. Rak tersebut berguna untuk menyusun baglog. Rangka rak dibuat dari kawyu atau bambu. Peletakan rak juga harus berjajar antar satu rak dengan rak yang lain dan terpisahkan oleh lorong lorong supaya meringankan kita setelah mengerjakan perawatan.
Adapun ruang antar rak tersebut sebaiknya memiliki Ukuran ketinggian paling kecil adalah 40 cm, selain itu tingkat rak bisa dibuat 2 sampai 3 tingkat.
Ada baiknya raknya tersebut memiliki lebar kira kira 40 cm dan panjang untuk tiap rus rak yaitu 1 meter. Dengan begitu ukuran standar tersebut bisa untuk menampung 70 hingga 80 baglog. Kamu bisa variasikan rak untuk jumlah baglog yang hendak dibudidayakan.
Menyediakan Baglog - Baglog merupakan media tanam tempat menaruh bibit jamur tiram. Bahan pokok untuk membuat baglog yaitu serbuk gergaji, lantaran jamur tiram juga tergolong jamur kayu.
Pada umumnya baglog dibalut dengan plastik yang bentuknya silinder, kemudian salah satu di antara dua ujungnya tersebut dibuatkan lubang. Dengan begitu jamur tiram tersebut akan tumbuh keluar lewat lubang tersebut.
Biasanya mereka para budidaya jamur tiram jika ingin memasuki skala besar, maka akan membuat baglog sendiri. Akan tetapi untuk kita yang masih baru awal awal dan cuma punya modal yang belum mencukupi disarankan supaya membeli baglog dari orang lain, maka kita tinggal fokus saja pada usaha budidaya jamur tiram ini.
Untuk menyusun baglog dibagi menjadi dua cara yaitu yang pertama peletakan dengan vertikal yaitu lubang baglog dihadapkan ke atas. Sedangkan untuk peletakan horizontal, lubang baglog dihadapkan ke samping.
Tentunya kedua cara tersebut masing masing terdapat kelemahan dan kelebihannya. Untuk cara pertama yaitu yang horizontal akan tambah aman dari terkena siraman air. Seandainya disiram berlebihan, air tidak bakalan masuk baglog.
Disamping itu, ketika musim panen akan lebih gampang. Akan tetapi ketika menyusunnya akan menghabiskan banyak waktu.
Cara merawat Jamur Tiram
Sebelum kita akan menyusun baglognya, alangkah baiknya kita buka cincin & kertas penutup. Lalu kita biarkan kira kira 5 hari.
Sesudah itu, baru ujung baglog kita potong supaya mempunyai ruang penyimpanan yang lebih luas. Biarkan dalam 3 hari, dan tidak perlu disiram. Kita cukup ke lantainya saja.
Ketika hendak melakukan penyiraman, alangkah baiknya kita memakai spray supaya yang keluar adalah kabut air bukannya tetesan air. Semakin bagus kabutnya maka jamurnya nanti akan tumbuh lebih baik.
Silahkan disiram dalam 2 sampai 3 kali sehari, bergantung pada suhu dan kondisi kelembaban kumbung.
Tidak sekedar baglog saja yang kita rawat, kita juga harus melakukan berbagai penanganan yang lain seperti pencegahan dan pengendalian hama yang kemungkinan bisa membuat jamur tiram berpenyakit sewaktu waktu.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan hama dan penyakit diantaranya yaitu kondisi lingkungan ataupun dalam tubuh jamur itu sendiri.
Maka dari itu kita harus rajin rajin dan berkala untuk membersihkan tempat budidaya jamur itu sendiri, salah satunya dengan menyemprot dengan formalin ke tempat sekitar kumbung.
Ada beberapa indikator yang bisa kita perhatikan ketika hendak memanen jamur tiram, beberapa diantaranya yaitu permukaan jamur sudah ditutupi secara menyeluruh oleh miselium. Jamur sudah mekar dan terlihat membesar.
ujung-ujungnya sudah tampak meruncing, tudungnya belum pecah warnanya masih putih berserih.
Yang perlu anda perhatikan adalah apabila masa panen sudah melewati setengah hari, warna jamur tiram berubah jadi kuning kecoklatan dan tudungnya pecah.
Jika sudah begini, jamur akan cepat layu dan tidak akan bertahan lama. Perlu diperhatikan bahwa dalam proses panen harus tepat sesuai jadwal. Jarak panena pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.
Normalnya sejak 2 minggu semenjak pembukaan baglog, jamur sudah mulai tumbuh dan dapat kita memanennya.
Apabila perawatan dan penanganan sesuai dengan prosedur kita sudah dapat memanennya sebanyak 5 hingga 8 kali. Baglog yang mempunyai berat berkisar 1 kg bisa memproduksi jamur kira kira sampai 0,7-0,8 kg.
Sebenarnya budidaya jamur tiram ini termasuk mudah, bagian yang tersulit yaitu pada pembuatan baglognya (media tanam jamur) yang berguna untuk wadah jamur tersebut.
Tentunya kita tidak perlu repot repot untuk bikin baglog sendiri, kita tinggal membeli ke orang lain supaya dibuatkan baglog yang sesuai dengan keinginan dan keperluan kita.
Baru kedepannya jika usaha sudah berjalan dan bisa diperbesar skalanya, kita bisa bikin sendiri. [**]