Gerindra Salip Elektabilitas Golkar, Bukan karena Novanto

Gerindra Salip Elektabilitas Golkar, Bukan karena Novanto

Metroterkini.com - Elektabilitas Partai Gerindra menyalip Golkar berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan elektabilitas Gerindra naik bukan karena kasus proyek e-KTP yang menjerat Ketum Golkar Setya Novanto. 

"Survei ini kan dilakukan Poltracking sebelum kasus Novanto. Jadi sebelum Pak Novanto ditetapkan oleh KPK, survei ini sudah berlangsung sehingga saya kira tidak relevan kalau mengaitkan masalah yang menimpa Golkar kemudian menjadi kepercayaan yang berlimpah ke Gerindra," kata Muzani di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (26/11/2017).

Menurut Muzani, elektabilitas Gerindra naik karena konsep yang ditawarkan pada masyarakat, misalnya pengelolaan aset negara. Selain itu, Ketum Gerindra Prabowo Subianto disebut juga menawarkan gagasan dan konsep kepada masyarakat. 

"Saya kira kalau kemudian sekarang ini posisinya menjadi bertambah kepercayaan pada rakyat karena beberapa konsep yang kita tawarkan pada rakyat dan jalan keluar pada pengelolaan aset negara terhadap kesulitan yang dihadapi oleh rakyat," ucap Muzani. 

Apalagi, kata Muzani, Gerindra tak pernah memanfaatkan musibah yang dialami partai lain. Gerindra juga prihatin terhadap yang dialami oleh Golkar saat ini. 

"Gerindra tidak terbiasa untuk memanfaatkan musibah oleh partai untuk partai lain demi kepentingan partai kita. Dan tentu saja kami prihatin. Oleh karena itu kami bergerak dengan peta dan roadmap yang sudah kita tetapkan sendiri," tutur dia.

Poltracking Indonesia elektabilitas partai politik di Pilpres 2019. Hasilnya, PDI Perjuangan yang tinggi diantara partai politik yang lain.

Poltracking dalam survei ini, PDIP 23,4%, Gerindra 13,6%, Golkar 10,9%, PKB 5,1%, Demokrat 4,2%, NasDem 3,0%, PKS 2,6%, PAN 2,1%, PPP 2,1%, Perindo 1,3%, Hanura 0,7%, PSI 0,7%, PBB 0,2% dan PKPI 0,0%. Sedangkan yang tidak jawab atau tidak tahu 28,8%. [mer-dtk]

Berita Lainnya

Index