Metroterkini.com - Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Pembangun Manusia dan Kebudayaan (PMK), Ir. Asfarinal MT dan rombongan melakukan peninjauan ke Kabupaten Kepulauan Meranti, peninjauan itu dalam rangka melihat potensi daerah yang disinergikan dengan dukungan pembangunan infrastruktur strategis guna mempercepat perkembangan Kabupaten termuda di Riau itu, Rabu (26/7).
Dan kedatangan dirinya beserta rombongan adalah dalam rangka menindaklanjuti kunjungan Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si ke Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (PR), beberapa waktu lalu dalam rangka meminta dukungan alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur di Kepulauan Meranti.
"Kedatangan kami ini dalam rangka menindaklanjuti kunjungan Pak Bupati ke Kementerian PU PR, beberapa waktu lalu, jadi kami sengaja datang untuk melakukan survei dan mengumpulkan data-data potensi Meranti yang akan didukung dengan pembangunan infrastruktur. Nantinya hasil kunjungan ini akan kami teruskan kepada Kementerian terkait Kementerian PU PR," paparnya.
Setelah dikoordinasi dengan Kementerian PU PR, seperti dikatakan Asfarinal, jika tidak ada halangan dalam waktu dekat pihak Kementerian PU PR akan menurunkan tim untuk melakukan kunjungan lanjutan. "Dalam waktu dekat Kementerian PU akan menurunkan tim ke Meranti," tambah Asfarinal yang berharap ditahun 2018 beberapa proyek infrastruktur strategis dapat dibangun di Meranti.
Kunjungan Staf Ahli Kementerian PMK Ir. Asfarinal MT didampingi Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim pertama sekali mengunjungi PT. Nastional Sagu Prima (NSP), di Kecamatan Tening Tinggi Timur, dilokasi ini rombongan melihat proses produksi tepung Sagu kering yang dimulai dari penghancuran tual Sagu hingga menjadi tepung Sagu yang siap dikirim ke Cirebon untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan dieksport keluar negeri seperti Jepang dan negara tetangga.
Selain melihat proses produksi, Staf Ahli Kementerian PMK Asfarinal MT, juga menunjukan ketertarikannya pada ampas kulit Sagu yang ternyata dapat diolah lagi menjadi bahan bakar untuk menggerakan mesin-mesin pembuat tepung Sagu kering.
Sekedar informasi, PT. NSP merupakan satu-satunya perusahaan pengolah Sagu di Meranti dan termasuk yang terbesar di Indonesia. Memiliki kebun seluas 21 Ribu Hektar ditambah dengan hasil kebun milik masyarakat, PT. NSP mampu memproduksi tepung Sagu kering sebanyak 400 Ton/Bulan. Hasil pengolahan Sagu menjadi tepung Sagu kering ini dijual ke Cirebon dan diekspor kenegara tetangga hingga ke Jepang.
Dalam perjalanan menuju PT. NSP, rombongan juga menyempatkan diri untuk mengamati daerah Butong yang direncanakan akan dibangun jembatan penghubung yang akan menyatukan Pulau Tebing Tinggi Kepulauan Meranti dan Kabupaten Pelalawan. Jika proyek ini berhasil dibangun maka akan membuka akses yang mampu memberikan multyplier efek yang besar bagi pembangunan dan perkembangan Meranti.
Hal ini juga diakui oleh Staf Ahli Bidang Kebudayaan Kementerian PMK, Asfarinal MT, dari hasil pengamatannya, Meranti memiliki potensi yang luar biasa dan daya tarik khusus yang belum dikemas dengan baik, selain itu pembangunan Meranti terbentur pada aksesbilitas yang menyebabkan daerah ini menjadi terisolir. Untuk itu diperlukan pembangunan jembatan dan jalan-jalan yang dapat menyatukan antar pulau dan penghubung ke Pulau Sumatera.
"Saya melihat Meranti memikiki potensi yang luar biasa, hanya saja terbentur pada aksesbilitas daerah, solusinya harus dibangun jalan dan jembatan yang mampu membuka akses penghubung antara Meranti dan Kabupaten lainnya," jelas Asfarinal.
Agar apa yang diinginkan Kabupaten Meranti dapat direalisasikan, Asfarinal meminta kepada SKPD terkait untuk melakukan komunikasi dan koorinasi intens ditingkat pusat dan fokus kepada infrastuktur strategis yang ingin diusulkan. Usulan menurutnya jangan terlalu banyak tetapi fokuskan pada hal yang benar-benar dibutuhkan.
"Usulan dana infrastruktur ke pusat fokuskan pada infrastruktur yang paling penting dan jangan terlalu banyak yang pada akhirnya tidak satupun yang terealisasikan, dan Pemda harus punya strategi agar apa yang diinginkan bisa terwujud, untuk itu diperlukan komunikasi dan koordinasi yang intens," jelas Asfarinal.
Dan yang tak kalah penting dalam proposal usulan pembangunan infrastruktur harus didukung dengan data-data yang lengkap dan valid untuk meyakinkan pusat. Sebagai tolak ukur seberapa besar manfaat dari pembangunan proyek tersebut terhadap masyarakat dan pemkembangan Meranti.
Pada kesempatan itu Wakil Bupati Meranti H. Said Hasyim yang begitu bersemangat membawa rombongan Staf Ahli Kementerian PMK meninjau berbagai lokasi seharian penuh dalam rangka memperkenalkan potensi Meranti sangat berharap perhatian dari Kementerian untuk membantu pembangunan infrastruktur di Meranti.
"Meranti memiliki potensi yang besar yang menjadi masalah disini adalah aksesbilitas untuk itu kita berharap dari pihak Kementerian dapat mendukung pembangunan jalan dan jembatan yang ada di Meranti," harap Wakil Bupati.
Seperti dijelaskan Kepala Bidang Aparatur Bappeda Meranti, Hambali, saat ini Pemkab. Meranti sedang fokus pada pembangunan pelabuhan Internasional yang mampu mendukung visi dan misi Meranti sebagai sebuah kawasan niaga. Dan menjadikan Meranti sebagai sebuah kawasan strategis Nasional yang didukung dengan letaknya yang sangat strategis karena berbatasan lamgsung dengan negara tetangga dan lalu lintas Internasional di Selat Malaka. Sejauh ini Kepulauan Meranti hanya memiliki pelabuhan-pelabuhan rakyat yang tidak mampu melayani aktifitas bongkar muat barang dan lalu lintas manusia menggunakan kapal dalam kapasitas besar.
Dan untuk mewujudkan hal tersebut hanya dapat dilakukan hanya dengan membangun sebuah pelabuhan Internasional, setelah dilakukan survei salah satu lokasi yang dinilai tepat untuk pembangunan pelabuhan itu berada di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
Dalam peninjauan itu Staf Ahli Kementerian PMK Asfarinal bersama Wakil Bupati H. Said Hasyim dan rombongan juga dibawa meninjau lokasi pembangunan pelabuhan untuk menilai kelayakan pembangunan pelabuhan Internasional tersebut.
"Harapan kita pembangunan Pelabuhan Internasional yang didukung melalui dana APBN ini dapat terlaksana sebagai penghubung antar pulau, dengan begitu akan memberikan multyplier efek yang kuas kesektor lain baik ekonomi, Perkebunan, Pertanian, maupun pariwisata," jelasnya.
Seolah tak ingin menyianyaiakan waktu dan kesempatan, rombongan Kementerian PMK juga dibawa ke Desa Teluk Buntal dan Tanjung Gadai Kecamatan Rangsang Pesisir, untuk melihat potensi perkebunan kelapa Meranti yang terhampar luas disepanjang Desa.
Dan terakhir melihat abrasi pantai di Desa Tanah, Merah Kecamatan Rangsang Barat. Dilokasi ini Staf Ahli Kementerian PMK Asfarinal melihat kerusakan pantai yang luar biasa, dari data yang dihimpun dari pihak Kecamatan, panjang abrasi yang terjadi tiap tahun mencapai 20 Meter. Artinya tiap tahun wilayah Indonesia berkurang sepanjang 20 Meter/Tahun akibat dihantam ombak laut.
"Ini kerusakan pantai yang luar biasa, dan Kementerian harus tahu masalah ini untuk dicarikan solusinya," ujar Asfarinal yang berjanji akan menyampaikannya ketingkat pusat.
Sekedar informasi, dalam peninjauan itu juga diikuti oleh para pejabat Eselon II dan III dilingkungan Pemkab. Meranti diantaranya Kadis Pariwisata H. Ismail Arsyad, Kadis Pertanian Ir. Achmat Prasetya, Kabid Aparatur Bappeda Hambali, Camat Rangsang Barat, Camat Tebing Tinggi Timur, Camat Rangsang Pesisir.[Humas Meranti]