Metroterkini.com - Dalam kurun beberapa tahun terakhir, sejak PT RAPP menjalankan HTI perkebunan akasia di Pulau Padang Kecamatan Merbau dan Kecamatan Tasik Putri Puyu, berbagai persoalan terus bermunculan dan dinilai merugikan masyarakat setempat.
Basiran SE.MM anggota DPRD Meranti Dapil Kecamatan Merbau, Tasik Putri Puyu beberapa hari yang lalu, menyampaikan bahwa para petani yang ada di desa-desa Pulau Padang mengeluh akibat kebun kelapa mereka rusak akibat serangan kumbang.
"Seperti kita ketahui bersama, dalam kurun beberapa tahun terakhir masyarakat petani di Pulau Padang mengeluh, karena tanaman kelapa merek rusak akibat di serang hama kumbang," kata Ketua Komisi C dalam rapat dengar pendapat digedung DPRD Meranti dengan PT.RAPP.
Lanjut politisi Gerindra itu lagi, kerusakan tanaman kelapa masyarakat di Pulau Padang ini, terjadi di wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan areal konsesi perkebunan akasia PT.RAPP, milik Sukanto Tanoto.
Menurut warga, akibat serangan hama kumbang ini, kebun kelapa masyarakat sudah tidak lagi produktif dan tidak berbuah lagi. Dimana pucuk pohon kelapa mereka sampai batangnya di makan kumbang. Hal ini secara pasti lama kelamaan pohon kelapa banyak yang mati.
"Kami berharap kepada pihak PT RAPP menindak lanjuti keluhan masyarakat petani kelapa di Pulau Padang, karena persoalan ini muncul seiring beroperasinya perusahaan HTI itu beroperasi kelola lahan di wilayah itu," ujar warga.
Tambah warga, jangan sampai keberadaan perusahaan HTI di Pulau Padang dan Riau umumnya menambah kesengsaraan bagi masyarakat. Perusahaan bertaraf Internasional, milik Sukanto Tanoto selama ini hadir di tengah-tengah masyarakat malah merugikan masyarakat tempatan.
Menanggapi hal itu, Direktur PT RAPP Wan Muhammad Jack menyampaikan bahwa perusahaanya sudah melakukan penelitian kelapangan guna menindaklanjuti persoalan tersebut.
"Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tim kita dilapangan, menyimpulkan jika, kumbang-kumbang itu bukan berasal dari areal HTI akasia PT.RAPP. Tetapi kumbang tersebut berasal dari areal hutan yang terbakar, karena makanan mereka tidak ada lagi. Akhirnya kebun kelapa masyarakat jadi sasaran," kilahnya.
Areal hutan yang terbakar menurut Wan Muhammad Jack sangat berlawan secara ilmiah. Menurut sejumlah sumber ilmiah, bahwa kumbang Kelapa Oryctes rhinoceros (Wangwung). Kumbang ini senang hidup pada tempat-tempat sampah, limbah kayu, timbunan kotoran ternak, tumpukan jerami, tunggul pohon yang telah mati dan lapuk (bukan terbakar).
Tempat tersebut dijadikan sarang aktif juga tempat perkembangbiakan mulai dari telur, larva, pra pupa hingga pupa (kempompong). Kumbang dewasa (imago) dapat menyerang semua jenis tanaman kelapa seperti kelapa dalam, kelapa genjah, maupun hibrida. Saat ini belum ada tanaman kelapa yang tahan serangan hama ini. [red]