Metroterkini.com - Masyarakat serta Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Tangun Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menolak hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2016.
Masyarakat mengindikasi, Pilkades dimenangkan oleh kandidat Kepala Desa (Kades) Aliman Hasibuan (Petahana), nomor urut 2, terjadi praktik money politic dan pemilih yang dikerahkan dari luar desa.
Ali Imran, sebelumnya Ketua Tim Pemenangan SUSUKI (Suparman-Sukiman) Kecamatan Bangun Purba mengindikasi di Pilkades Tangun terindikasi telah terjadi kejahatan yang masif, sistematis dan terstruktur.
"Diduga terjadi money politik. Panitia memberikan hak memilih ke lebih dari 20 orang warga luar Desa Tangun, dan merampas hak pilih 9 penduduk asli Tangun," tegas Ali kepada media ini, Senin (5/12/16).
Ali mengakui meski 9 warga asli Desa Tangun datang ke TPS membawa identitas kependudukan (KTP dan KK), namun mereka tidak bisa menyalurkan hak suaranya.
Diindikasi lagi, banyak Panitia dan Pengawas Pilkades yang aktif ikut berkampanye, serta ada lagi anggota KPPS yang bukan warga Desa Tangun.
"Kami masyarakat tidak akan pernah menerima Kepala Desa yang bukan dipilih oleh masyrakat Tangun. Masyarakat minta Plt Bupati Rokan Hulu (H. Sukiman) berlaku arif dan bijaksana untuk memberikan Keadilan bagi masyarakat Tangun," harapnya.
Ali mengungkapkan dugaan kejahatan masif, sistematis dan terstruktur, serta praktik money politic sudah dilaporkan ke Panitia Pilkades tingkat kabupaten melalui Camat Bangun Purba, Suharman.
Dalam laporannya, masyarakat juga ikut melampirkan bukti dugaan money politik dilakukan Kades Tangun terpilih Aliman, seperti uang yang diberikan kepada masyarakat.
Ia mengatakan perolehan suara antara calon nomor urut 2 Aliman Hasibuan (Petahana) dengan calon nomor urut 1 Bahori hanya selisih 17 suara.
Sedikitnya ada 12 warga Desa Tangun yang mengaku menerima uang dari calon nomor urut 1, terdiri 200 ribu, 300 ribu, 400 ribu, 500 ribu, dan 600 ribu. Bahkan, ada seorang warga dibelikan handphone.
"Dia menang karena didukung pemilih dari luar (desa), kalau warga Tangun bukan dia pilihannya," tegas Ali.
"Masyarakat (Tangun) tidak akan menerima kemenangan dia (Aliman)," tambah Ali Imran dan mengindikasi kecurangan Pilkades paling vatal terjadi di TPS I di Dusun I Desa Tangun. [**]