Metroterkini.com - Peningkatan investasi di bidang sektor swasta mengalami kenaikan. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
"Terima kasih untuk Pak Tom (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong), kabar baiknya pertumbuhan investasi dari swasta dari tahun 2015 ke tahun 2016. Investasi melompat drastis 53 persen," kata Arief kepada wartawan.
Ia menyebutkan hingga saat ini, investasi di bidang pariwisata telah mencapai angka 850 miliar dollar AS. Sebelumnya pada tahun 2015, investasi dari pihak swasta ini tercatat dalam jumlah 500 miliar dollar AS.
"Ini 70 persen mengalami kenaikan. Proyeksi kami investasi di bidang pariwisata akan naik 1,5 miliar dollar AS di akhir tahun ini," jelasnya.
Untuk pertumbuhan investasi hingga semester pertama tahun 2016, Arief menyatakan telah mencapai angka 70 persen.
"Harapannya akan terpenuhi di angka 1,5 miliar dollar AS," jelasnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong mengatakan bahwa Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla telah berhasil menstabilkan sentimen investasi sejak dua tahun yang lalu. Ia menyatakan hal itu disebabkan oleh faktor kredibilitas dan kepercayaan terhadap pemerintah.
"Pada awal tahun pemerintahan Jokowi - JK, mengalihkan subsidi dari sifatnya konsumtif dan distortif kepada subsidi-subsidi yang produktif seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan. Tentunya sangat menaikkan kredibilitas pemerintah," jelasnya.
Selain itu, lanjut Thomas, reformasi ekonomi yang mencakup deregulasi termasuk rasionalisasi kebijakan berpengaruh terhadap investor. Menurut Thomas, hal itu sangat mengangkat sentimen positif investor untuk menanamkan modal di Indonesia.
Indonesia sendiri termasuk ke dalam 10 negara yang menjadi tujuan investasi dunia pada tahun 2016-2018 versi United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). Indonesia berada di peringkat sembilan.
Selengkapnya peringkat pertama adalah Amerika Serikat diikuti oleh China, India, Inggris, Jerman, Jepang, Brasil, Meksiko, Indonesia, dan Malaysia. BKPM sendiri menargetkan total investasi pada tahun 2016 sebesar Rp 595 triliun. [kompas]