Metroterkini.com - Berbicara destinasi wisata di Indonesia, Bali masih jadi yang terdepan. Pemerintah pun menggulirkan wacana 'Sepuluh Bali Baru' atau sepuluh destinasi wisata anyar untuk lebih banyak menggaet wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.
Sepuluh destinasi baru yang dimaksud adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Labuan Bajo, Wakatobi, Gunung Bromo, Mandalika, dan Morotai.
Tapi, di luar itu, Indonesia yang punya lebih dari 17 ribu pulau, masih punya banyak destinasi lain yang bisa dieksplor. Salah satunya adalah Nias.
Hal itu terbukti lewat kunjungan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly di Pembukaan Pesta Ya’ahowu Ono Niha, akhir pekan lalu.
Keduanya hadir untuk membuka pesta rakyat yang sudah jadi agenda tahunan di Nias. Upacara Ya’ahowu diambil dari bahasa setempat yang berarti berkah. Acara ini sebenarnya sudah ada sejak 1980-an, namun kemudian hiatus dan kini dibangkitkan kembali.
Di mata wisatawan domestik, Nias sebenarnya cukup terkenal sebagai destinasi surfing. Hanya saja, pamornya belum seterkenal Bali.
“Nias itu surganya penggemar surfing dunia. Ada The Point dan Indicator, dua spot surfing yang sudah cukup dikenal dengan gulungan ombak yang menantang adrenalin,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, dilansir CNNIndonesia.
Arief menambahkan, Nias bisa mengikuti ‘jejak’ Bali yang awalnya dikenal sebagai destinasi selancar.
“Turis Australia menemukan Pantai Kuta, Bali dan berselancar di sana. Dari mulut ke mulut, lokasi selancar di Kuta itu jadi terkenal di Australia dan kini jadi ikon Bali,” papar Arief.
Nias, sebut Arief, bisa menapak jalan yang sama. Terlebih, arena surfing di Nias jauh menantang.
“Nama Nias sudah mulai dikenal di Australia, tinggal mempromosikan lebih baik dengan target market surfer dari Negeri Kanguru,” tambah Arief. [**]