Hormati Kematian Unik, Rambu Solok Ala Tana Toraja

Hormati Kematian Unik, Rambu Solok Ala Tana Toraja

Metroterkini.com- Di Tana Toraja, masyarakatnya punya upacara adat kematian yang unik disebut Rambu Solok. Masyarakat masih memegang teguh nilai adat dan budaya leluhur hingga kini. 

Dihimpun oleh detikTravel, Kamis (25/2/16) adat Rambu Solok dilakukan seluruh kerabat yang memakan waktu 8 hingga 9 malam. Biasa upacara adat kematian itu dilakukan untuk mengantar kerabat yang telah meninggal.

Menurut kepercayaan masyarakat Toraja, roh dari kerabat yang telah pergi belum dianggap benar-benar meninggal sebelum digenapi dengan upacara Rambu Solok. Bahkan jenazah dari kerabat yang telah pergi masih diperlakukan sebagai orang hidup dan dibaringkan di tempat tidur serta masih diajak bicara dan dihidangkan makan minum.

Mereka juga percaya bahwa kesempurnaan upacara juga menentukan posisi arwah anggota keluarga yang telah pergi. Apakah mereka akan menjadi arwah gentayangan (bombo) arwah yang mencpaai tingkat dewa (to-membali puang) atau jadi dewa pelindung (deata). Aturannya upacara Rambu Solok wajib untuk dilakukan oleh kerabat yang ditinggalkan.

Bahkan sebelum upacara Rambu Solok dilangsungkan, minimal setahun sebelumnya sudah dilangsungkan upacara Mapalao. Acaranya berupa penyembelihan kerbau di mana dagingnya dibagikan secara merata ke penduduk sekitar. Tanduknya pun dipajang di tiang depan Rumah Adat Tongkonan yang merupakan salah satu status sosial.

Secara tradisi, sanak saudara hingga cucu yang merupakan keturunan terakhir diharuskan menerima tamu selama upacara Rambu Solok dirayakan. Uniknya keluarga yang ditinggalkan tidak boleh berduka, melainkan harus merayakan dengan berpesta. Berbeda dengan acara duka kebanyakan yang diwarnai isak tangis.

Selama prosesi upacara Rambu Solok, mulai dari anak-anak hingga cicitnya harus menemani jenazah di lankien selama 9 hari 8 malam. Lankien sendiri merupakan tempat untuk menaruh jenazah sebelum dimasukan ke dalam liang di tebing batu.

Selain itu keluarga inti yang ditinggalkan juga harus menyumbang minimal empat kerbau. Itu belum termasuk kerbau dari keluarga yang lain. Kalau dihitung-hitung jumlah kerbaunya bahkan bisa mencapai ratusan kerbau.

Setelah itu kerbau yang dikumpulkan akan diadu satu sama lain sebagai rangkaian acara Rambu Solok. Setelah itu kerbau yang terkumpul itu akan dikorbankan untuk menghormati kerabat yang telah meninggal hingga leluhur.

Usai itu jenazah kerabat yang meninggal akan dibawa ke tebing untuk dikuburkan di gunung. Namun dulu hanya keluarga bangsawan saja yang diizikan menegubur kerabat di tebing batu dan melangsungkan Rambu Solok. Namun kini siapa pun diperbolehkan melakukannya asal punya dana.

Pada akhirnya jenazah kerabat akan dikuburkan di tebing batu. [detik]

Berita Lainnya

Index