Metroterkini.com - Duta Besar Norwegia, Stig Travik dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Dijadwalkan akan mengunjungi kawasan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis pada akhir bulan ini. Keduanya akan meninjau lokasi sekat kanal (blocking canal) di Kampung Jawa, Kelurahan Sungai Pakning, Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.
Untuk mempersiapkan kehadiran Dubes Norwegia dan Menteri LHK RI, Pemkab Bengkalis menggelar rapat persiapan di Wisma Daerah Sri Mahkota.
Hadir dalam rapat persiapan itu, Staf Khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), Hanni Adratri, Manager UNDP di Kementerian LKH, Hening Parlan, Ahli Gambut dari UNRI, Haris Gunawan, Penjabat Bupati Bengkalis Ahmad Syah Harrofie, Bupati Bengkalis terpilih Amril Mukminin, Sekretaris Daerah Burhanudin dan Kadis Kehutanan dan Perkebunan Herman, Kepala Bappeda, Jondri Indra Bustaman, Kepala Damkar BNBD Moch Jalal, Kepala BLH Arman AA, Kapolres Bengkalis, AKBP A Suryadi, Dandim 0303 Bengkalis Letkol Arh Wachyu Dwi Ariyanto, Camat Bukit Batu Fadlul, Lurah Sungai Pakning, Acil, Kapolsek Bukit Batu, Kompol Sugeng dan Danramil Bukit Batu.
Blocking kanal yang dibangun tersebut dibiayai Pemerintah Norwegia. Sementara administrasinya dilakukan UNDP dan diawasi oleh KLKH.
Blocking kanal tersebut untuk mengantisipasi dan menanggulangi musibah kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Bengkalis. Sekat kanal tersebut dibangun disejumlah titik, diantaranya di Kecamatan Bukit Batu.
Staf Ahli KLKH menyarankan daerah untuk memetakan titik koordinanat keberadaan sekat kanal yang ada di Kabupaten Bengkalis, sekaligus menyebutkan jenis-jenis kanal, siapa yang membuatnya, seperti gotong royong masyarakat, bantuan perusahaan, bantuan dari pemerintah Norwegia maupun pemerintah daerah. Langkah ini, untuk memudahkan pemantauan terhadap sekat kanal yang ada.
Pada kesempatan itu, Hanni juga memuji keberhasilan Kabupaten Bengkalis dalam melakukan pencegahan dan penangkalan (cekal) kebakaran lahan dan hutan.
Hal ini terlihat dari penurunan jumlah titik api mulai tahun 2014 hingga 2015 lalu, dimana jumlah titik api pada priode tersebut Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan drastis.
Sementara itu, Pj Bupati Bengkalis Ahmad Syah Harrofie, menyambut baik dipilihnya Bukit Batu sebagai daerah yang dikunjungi dan dipantau oleh Menteri KLH dan Dubes Norwegia.
Ini tentu menjadi sebuah motivasi bagi seluruh elemen di Negeri Junjungan untuk bersama-sama dalam menanggulangi dan mencegah kebakaran lahan dan hutan.
Terlebih masalah ini, sudah diinteruksikan oleh Presiden RI, agar pada tahun ini tidak ada ditemukan karlahut di Indonesia.
Sejauh ini, kata Ahmad Syah Harrofie, upaya pencegahan karlahut di Kabupaten Bengkalis sudah dilaksanakan oleh maksimal, baik itu yang dilakukan secara swadaya masyarakat, Pemda maupun langkah-langkah konkret oleh jajaran TNI/Polri.
“Butuh kerja sama dalam penanggulangan musibah kebakaran lahan dan hutan. Kita harus komitmen bersama untuk mewujudkan Kabupaten Bengkalis zero hot spot di masa mendatang,” ungkap Ongah Ahmad.
Sementara itu, Bupati Bengkalis terpilih, Amril Mukminin, mengatakan persoalan Karlahut menjadi perhatian serius bersama mulai dari lapisan grass root (akar rumput) hingga lapisan atas.
Karena musibah kebakaran lahan, akan menimbulkan kerugian sangat besar, bagi daerah, nasional bahkan internasional.
Amril menyatakan setelah resmi menjabat Bupati Bengkalis, salah satu fokus kerjanya upaya penanggulangan Karlahut.
Pada kesempatan itu, ia minta SKPD terkait untuk lebih fokus dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, guna mewujudkan Bengkalis bebas Karlahut. [rdi]