Metroterkini.com - Selang Acara Hari Ulang Tahun Kampar Ke 66 Bupati Kampar Jefrinoer dalam sambutannya terlihat masih kecewa dengan di tolaknya usulan pengadaan sapi untuk program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE), yang menjadi andalanya.
Program lima pilar dan pengentasan 3 zero-nya (penggangguran, kemiskinan, rumah kumuh,Ungkap Jefrinoer Bupati Kampar Saat menyampaikan Kata sambutan di Selang acara pari purna istimewa Di Gedung DPRD Kampar yang di Laksanakan Beberapa Hari Yang lalu.
Sekedar informasi, usulan pengadaan sapi untuk 3000 an program RTMPE senilai Rp 115 Milyar ditolak mentah-mentah oleh DPRD Kampar. Buntut dari ditolaknya sapi-sapi ini, Jefry Noer marah kepada DPRD Kampar, karena menurutnya, sapi-sapi ini diperuntukkan untuk masyarakat miskin agar taraf hidup mereka terangkat.
Sebagai aksi balasan, Jefry Noer memangkas anggaran DPRD Kampar hampir sebesar 50%. Tahun 2015 anggaran total DPRD sebesar 60 Milyar lebih. Sementara untuk tahun 2016 ini hanya sebesar 30 Milyar lebih saja. Namun pemotongan Ini dibantah oleh Bupati Kampar sebagai aksi balasan pada sikap penolakan sapi oleh DPRD.
Ia mengataka, pengurangan itu adalah langkah penghematan anggaran, karena APBD Kampar berkurang. DBH Migas berkurang sebesar 694 milyar, disampaikan dalam sidang paripurna HUT Kampar yang ke 66.
Jefry juga berharap Gebernur Riau mendukung penuh program pengentasakan kemiskinan lewat program RTMPE.
Sementara Gubernur Riau dalam sambutannya juga mengatakan akan mendukung program pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan oleh Bupati Kampar, seperti menganggarkan benih, pupuk budidaya bawang seluas 1108 Ha.
Namun Salah seorang anggota DPRD Kampar saat di konfirmasi beberapa awak media,Agus Candra memantah mengolok-Olok Program Bupati Kampar.
Agus Candra menganggap, peringatan Hari Jadi Kabupaten Kampar dari tahun ke tahun hanya bersifat ceremonial. Ia menilai belum ada yang istimewa. Sehinga masyarakat bisa merasakan maknanya, bahkan pada usia ke 66 masyakat masih banyak yang miskin.
"Kita belum bisa menghadirkan sesuatu yang bermakna bagi masyarakat. Hadiah untuk masyarakat itu tentunya dari APBD Kampar berupa program-prgram pengentasan kemiskinan yang benar terealisasi, apalagi di tahun terakhir masa kepemimpinan Jefry Noer," terangnya.
Tambahnya seharusnya ada prioritas, jika program ini digadang-gadangkan secara terus-menerus. Menjadi headline di koran-koran, sementara rakyat tidak bisa menikmati. "Desa mana yang sudah merealisasikan? Tidak kan ada masyarakat miskin yang mampu melaksanakan, sebab RTMPE itu mahal. Apa yang mau mereka gadaikan sebagai jaminan ke bank? Program itu tidak untuk masyarakat miskin," terangnya.
Masih menurut Agus Candra,sehHarusnya programnya itu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. "Saya punya tanggung jawab mempertanyakannya, karena saya anggota DPRD," ungkapnya.
Menanggapi namanya disebut Bupati Kampar mengolok-ngolok bawangnya, saat Rapat Paripurna HUT Kampar Agus menjawab santai. Dia membantah mengolok-ngolok program bawang Jefry Noer yang diberitakan masiv di media massa, bahkan kata Agus, sentral bawang merah sudah menjadi headline di koran-koran.
Agus mengaku hanya mempertanyakan program yang diagungkan-agungkan oleh Jefry Noer itu. Sebagai anggota DPRD dia punya hak untuk mempertanyakannya,"Sudah berapa luas lahan bawang itu, Geringing itu jadi apa sekarang, masih ada nggak bawang itu di sana”.[ali]