Metroterkini.com - Sudah pernah dengar nama FSM di Samudera Pasifik? Letaknya ada di atas Papua Nugini dan bersebelahan dengan Filipina. Inilah negara tanpa militer yang punya 607 pulau dengan dunia bawah laut eksotis. Tapi sayang, lokasinya terpencil.
Mungkin, kurang akrab telinga kita jika mendengar nama FSM. Bagaimana kalau pakai nama lengkapnya saja, Federated States of Micronesia. Ya benar, Micronesia yang setidaknya pasti Anda pernah mendengar namanya. Tapi kebanyakan tidak tahu, itu negara apa dan dimana.
Dari situs BBC yang ditengok detikTravel, Senin (18/1/2016) Micronesia punya luas keseluruhan 700 km persegi dengan 607 pulau, yang hanya 4 pulau besar yang dihuni penduduk. 4 Pulau tersebut yakni Kosrae, Pohnpei, Chuuk (Truk) dan Yap.
Pusat negaranya ada di Kota Palikir di Pohnpei dengan bahasa nasionalnya bahasa Inggris. Ratusan pulau lainnya, merupakan atol alias pulau karang. Gugusan pulau karang seperti di Raja Ampat, jumlahnya tak terhitung di Micronesia!
Micronesia pertama kali didatangi oleh bangsa Spanyol di abad ke-18. Sempat 'dijual' ke Jerman di tahun 1900-an, akhirnya Jepang yang terakhir mendudukinya. Pada Perang Dunia II, pulau-pulau di sana dijadikan pangkalan militer untuk menyerang Sekutu, AS.
Tahun 1979, akhirnya Micronesia memerdekakan diri. Namun menariknya, semenjak itu ternyata tidak ada satuan militer di sana. Toh untuk apa membuat satuan militer karena negara mereka jauh dari mana-mana. Rinciannya begini, lokasinya 2.900 km dari sebelah timur Filipina, 2.161 km dari Papua Nugini dan 4.000 km dari Hawaii. Sudah begitu, kepulauannya dikelilingi Samudera Pasifik.
Di tahun 1986, Micronesia melakukan perjanjian 'Compact of Free Association' dengan AS. Yang mana, keamanan Micronesia ada di bawah lindungan AS. Intinya kalau ada negara yang macam-macam dengan Micronesia, maka siap-siap menghadapi AS!
Dalam perjanjian itu juga disebutkan, AS memberikan bantuan sebesar rata-rata USD 100 juta per tahun untuk dana pembangunan kesejahteraan penduduk. Timbal baliknya, Negeri Paman Sam bebas mendirikan pangkalan militer dan boleh menolak negara-negara mana saja yang mau datang ke sana.
Bicara soal keindahan, Micronesia akan mencuri hati para penyelam dan turis yang suka liburan ke pantai. Untuk diving, spot-spotnya terfokus di 4 pulau besar saja karena fasilitasnya sudah memadai.
Beberapa titik diving di Micronesia antara lain, Mi'il Channel, Goofnuw Channel dan Lionfish Wall di Yap. Poahlong Pass, Ant Atoll dan Manta Road di Pohnpei. Fujikawa Maru, Nippo Maru dan San Francisco Maru di Chuuk. Terakhir, Shark Island dan Hiroshi Point di Kosrae.
Apa saja yang bisa dilihat di bawah airnya, siap-siap terbelalak melihat paus, hiu, penyu sampai ikan manta. Kalau mau melihat kapal perang, pesawat terbang sampai tank yang tenggelam di laut, silakan mampir ke Chuuk.
Di tiap pulau di Micronesia, hamparan pantai berpasir putih bakal menyambut turis. Di Micronesia, tersimpan pula salah satu misteri dunia yang belum terpecahkan bernama Nan Madol. Suatu kota kuno yang terbilang canggih sejak abad ke-8. Baca cerita lengkapnya di sini.
Tapi sayang beribu sayang, lokasinya yang terpencil kurang menarik perhatian turis. Membayangkan terbang ke sana saja sudah jauh dan sulit. Hanya ada beberapa maskapai internasional, seperti United Airlines yang terbang dari AS ke Hawaii lalu ke Bandara Chuuk. Ada pula yang terbang dari Manila.
Beberapa maskapai di Asia seperti Japan Airlines, China Airlines, Philippine Airlines dan Korean Air juga terbang ke Micronesia. Tapi harus transit ke Guam dulu, lalu lanjut naik pesawat perintis.
Soal penginapan, pun bisa dihitung jari. Hanya ada 4 resor di sana, yakni Kosrae Village Ecolodge & Dive Resort, Yap Pacific Dive Resort, Ulithi Adventure Lodge dan Kosrae Nautilus Resort. Transportasi lain, naik cruise dari AS atau Australia yang punya rute ke Samudera Pasifik.
Sebenarnya, masyarakat di Micronesia sudah sadar wisata dan terbiasa kedatangan turis. Walau angka kunjungan turis ke sana, dalam setahun tercatat cuma 50 ribu turis yang datang. Lahan yang tak banyak dan sulitnya mendapat pasokan barang-barang, membuat pertumbuhan pariwisata di Micronesia jalan di tempat.
Inilah yang jadi persoalan. Micronesia sejatinya diberkahi alam yang indah dari bawah laut sampai pulau-pulaunya. Namun lokasinya yang jauh dan sulit dijangkau, membuat turis harus berpikir dua kali untuk ke sana. Semacam, 'surga' yang terlupakan. [detik]