Metroterkini.com - Agama, adalah sebuah pegangan pedoman hidup yang sangat sakral. Sedangkan politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional. Disamping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda. Lantas bagaiman jika politik tersebut tidak bersandar sedikitpun pada agama.
“Politik itu harus bersandar pada agama. Kalau tidak, maka akan sesat,” begitu kata Abi Jafar, pimpinan dayah Matlabul Ulum, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur. saat dimintai keterangan terakit perkembangan syariat islam dan politik di Aceh saat ini.
Abi menuturkan, politik memang mempunyai sudut pandang yang berbeda diantara setiap komponen. Namun yang sangat disayangkan adalah politik yang tidak sehat, yang cenderung berperan untuk kepentingan pribadi. Sehingga, syariat Islam di Aceh tidak berjalan sesuai komitmen yang telah dibuat.
“Ajaran islam itu diamalkan diatas hati yang tulus. Tetapi, hari ini kita lihat syariat islam telah dipermainkan oleh elit-elit politik,” kata Abi Jafar.
Abi menambahkan, untuk mendirikan syariat islam di Aceh sebenarnya tidaklah sulit. Artinya, peraturan atau Qanun yang telah dibuat, tinggal diterapkan sesuai komitmen yang tercantum dalam berkas tersebut. Secara umum, kata Abi Jafar, Qanun yang telah dibuat saja begitu jelas terlihat itu hanya semata-mata untuk mencapai kekuasaan para pemimpin saja.
“Ketika menjelang Pemilu, ada saja yang berpura-pura membuat Qanun syariah. Padahal yang sudah dibuat saja belum selesai, lain sudah dicampakkan lagi,” tambah Abi.
Disinggung soal tokoh ulama yang dilibatkan dalam politik, Abi Jafar mengatakan, tokoh ulama sudah menjadi korban politik di Aceh. Ulama itu tulus. Terkadang ada elit politik yang menemui tokoh ulama untuk meminta dukungan, dan ulama hanya mendukung yang baik. Ulama tidak tahu hati para elit politik, kalau yang baik disampaikan, apa salahnya ulama memberi dukungan.
Abi Jafar berharap, pemimpin Aceh kedepan adalah pemimpin yang cinta kepada rakyat dan sayang kepada agama. “Tapi mereka lupa, seolah-seolah dibelakang mereka tidak ada masyarakat. Itu ciri-ciri pemimpin yang sombong,” ujar Abi Jafar.
Syariat Islam di Aceh, menurut Abi Jafar secara tidak langsung sudah dikuasai para elit politik. Sehingga perkara untuk mendirikan syariat islam di Aceh tidak bakal terbentuk. “Serahkan pada ulama untuk menyusun draft, libatkan tokoh ulama. Kalau tidak, berarti mereka (para pemimpin) tidak mau melibatkan ulama. Mereka harus tau, Aceh ini bukan milik kelompok,” arahan Abi Jafar. [jamal]