Metroterkini.com - Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Pemantau Riau (Gempar) terdiri dari mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau menggelar aksi di depan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Kamis (8/10/15). Aksi lanjutan ini mempertanyakan kinerja Kejati Riau tentang dugaan konspirasi lelang proyek di Pemprov Riau.
Kedatangan massa merupakan tindak lanjut aksi mereka pada Selasa (29/9/2015) lal, saat mereka dihadang Pemuda Pancasila (PP) Riau yang jumlahnya sama banyak.
Selain itu, ratusan mahasiswa juga mempertanyakan kinerja Kejati Riau terkait laporan massa minggu lalu. Dimana massa melapor agar Kejati Riau mengusut tuntas aktor intelektual yang diduga dibalik konspirasi pelelangan proyek di UPL dan LPSE Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
"Hidup mahasiswa, apakah laporan kami sudah ditindaklanjuti pak Kejati?" teriak koordinator lapangan demo Gempar.
Jika aksi mereka tidak ditindaklanjuti, massa massa mengancam akan melaporkan kasus tersebut kepada Kejaksaan Agung RI.
"Kalau tak mampu mengusut, kami akan lapor kepada Kejaksaan Agung. Jangan banyak alasan," teriak Korlap.
Dari Kejati Riau, massa selanjutnya menuju Kantor Gubernur Riau. Di sini massa menggelar Salat Zuhur dahulu sebelum akhirnya melanjutkan orasi.
Massa Gempar menuntut agar KPK, Kejaksaan Agung dan Mabes Polri untuk turun langsung menangani pelaku konspirasi KKN atas proyek lelang Pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp2 triliun.
Massa juga mendorong KPK, Kejaksaan Agung dan Mabes Polri mengusut tuntas aktor intelektual yang diduga terlibat dalam konspirasi pelelangan proyek UPL dan LPSE yang didugaan telah terjadi praktek KKN di Pemerintahan Provinsi Riau.
Terakhir massa meminta KPK, Kejaksaan Agung dan Mabes Polri untuk membongkar dokumen UPL dan LPSE sampai kesatuan kerja (satker) untuk mengusut tuntas dugaan konspirasi KKN di pelelangan proyek di Pemerintahan Provinsi Riau dengan anggaran APBD Riau sebesar Rp2 triliun. [**]