Metroterkini.com - Tiga program unggulan Balitbang Kabupaten Bengkalis, bioethanol, kebun sawit percontohan dan budidaya ikan salai masuk daftar penyelidikan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkalis.
Selain itu, berbagai elemen masyarakat meminta pihak Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI untuk melakukan audit.
Lantaran ketiga program tersebut dinilai hanya pemborosan anggaran, tanpa ada bukti di lapangan.
Demikian yang disampaikan, Direktur Cabang Indonesia Anti Corruption Society (IACS) Kabupaten Bengkalis, Hambali, Minggu (02/08/15).
Hambali mendesak BPK untuk segera mengaudit anggaran yang digelontorkan Pemda Bengkalis melalui Dinas Balitbang yang nilainya mencapai milyaran rupiah.
"Kecurigaan kita tiga program unggulan di Balitbang Bengkalis itu, ada terjadi kerugian negara. Maka dari itu kita $endesak pihak BPK mengaudit. Kalau saya menilai, ketiga program tersebut tidak jalan, bahkan ada juga program yang kedudukan lokasi tempat percontohan kebun sawit milik pribadi, bukan tanah milik Pemda," ungkap Hambali.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Bengkalis, Syarial mengungkapkan, pihaknya akan segera memanggil pihak Balitbang, untuk mempertanyakan ketiga program yang dicurigai hanya sebagai pemborosan anggaran, tanpa ada implementasi ke masyarakat.
"Kita dari Komisi II, akan berupaya melakukan hearing dengan Balitbang, mempertanyakan ketiga program tersebut. Kalau memang ada yang fiktif, jelas itu menjadi catatan kita di Komisi II," kata Syahrial saat dihubungi wartawan memalui seluler.
Seperti diberitakan beberapa hari yang lalu, tiga program di Balitbang Bengkalis menjadi sorotan masyarakat Bengkalis.
Bahkan,pihak Kejari Bengkalis sudah melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan program percontohan kebun kelapa sawit mencapai belasan hektar di Kecamatan Bantan tersebut.
Diduga lokasinya fiktif lantaran menggunakan lahan kebun kelapa sawit milik warga Bengkalis (pribadi-red), bulahan pemerintah.
Yang kedua program percontohan budidaya ikan salai di Desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir yang sampai saat ini dipertanyakan tingkat keberhasilannya. Sebab menurut informasi yang telah dihimpun dilokasi hanya kolan, dan diduga tidak ada ikannya. Sementara tiap tahun dana dikucurkan untuk program tersebut. [rdi]