Metroterkini.com - Koordinator Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan mengungkapkan sudah adanya nama-nama yang menarik perhatian bahkan mencurigakan dari 48 nama calom pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lolos seleksi tahap dua.
Namun ia enggan untuk merincikan dugaan awal dari hal tersebut. "Ada, tapi belum bisa di-share karena kami masih tracking," ujar Ade di Jakarta, Sabtu (1/8).
ICW merupakan salah satu lembaga yang diturutsertakan oleh Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK dalam menelusuri rekam jejak 48 capim lembaga antirasuah. Sebelumnya, ICW menyebutkan adanya informasi di antara para capim KPK yang hanya mencari pekerjaan.
ICW sempat mengatakan kriteria ideal bagi capim KPK yaitu wawasan mengenai korupsi mutakhir, tingkat kredibilitas sosial, tingkat kepentingan konflik dan keberpihakan. ICW menilai pimpinan KPK harus berani dan punya stamina serta ketahanan mental yang kuat.
Selain ICW, Pansel Capim KPK juga melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kementerian Keuangan. Dokumen capim KPK juga telah diserahkan ke Badan Intelijen Negara (BIN), Kejaksaan Agung, dan Polri.
Pada Jumat (31/7), pansel yang diketuai Destry Damayanti menemui Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso untuk membantu menelusuri rekam jejak. Destry mengatakan banyaknya pihak yang menelusuri rekam jejak ini agar dapat menilai secara valid integritas para capim KPK.
Para capim KPK yang lolos tahap kedua memiliki latar belakang yang beragam. Sembilan orang dari kalangan penegak hukum, delapan orang akademisi, enam orang dari korporasi, lima orang dari KPK, empat orang auditor, masing-masing tiga orang advokat dan CSO, empat orang dari lembaga negara, tiga orang PNS, dan tiga orang dari profesi lainnya.
Pada 12 Agustus nanti, pansel akan menyampaikan hasil tes psikotes dan bahasa Inggris, uji diskusi kelompok atau leaderless group discussion (LGD), serta wawancara dan presentasi pada 27-28 Juli lalu. setelah itu, para capim KPK akan melakukan tes kesehatan pada 18 Agustus.
Proses seleksi selanjutnya adalah wawancara mendalam dengan pansel pada 24-27 Agustus sebelum sejumlah nama diserahkan kepada Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus. [cnni]